☕ Psycho Coffee Morning ☕
Oleh : Ani Ch, penulis buku & praktisi pendidikan keluarga
Kemandirian (bagian 3)
Beberapa tahun yg lalu, yayasan tempat saya bekerja membuka lowongan untuk posisi guru baru. Biasanya, aplikasi lamaran dikirim via pos atau kurir, namun beberapa pelamar juga ada yg datang sendiri menyerahkan dokumen aplikasi. Secara umum, para pelamar yg datang ini dinilai lebih serius dalam proses pengajuan aplikasi. Namun, ada 1 orang yg kedatangannya dinilai sangat mengherankan, sebab dia datang ditemani oleh ibunya. Bahkan yg berbicara utk menyampaikan maksud pd resepsionis adalah ibunya, si pelamar ybs berdiri manis di belakang ibunya.
Seluruh penghuni kantor hampir pada menoleh ketika si ibu bilang, "Permisi, anak saya mau mengajukan surat lamaran kerja". Alaaaamaaakkk, mosok yo calon guru bisu, sampe ibu e sing ngomong...nggak mungkin kan kalo bisu
Ketika si ibu & anak pergi, semua orang pada menggerutu, "anak tidak mandiri kok ngelamar jadi guru, ngurus dirinya sendiri gak bisa, sampe ngasi lamaran dibantu ibunya. Mana bisa dia ngelola murid2?"
Teman, si anak pelamar kerja ini sangat mungkin adalah anak yg pemalu..atau pendiam, atau tipe yg tdk mudah percaya diri..whatever lah..tapi dia memang jelas termasuk kategori tidak mandiri. Di usia nya yang sudah kepala 2, sudah lulus kuliah sajana pula, melamar kerja ditemani ibu jelas termasuk indikasi ketidakmandirian.
Anak ini sangat mungkin tuntas kemandirian fisik, bisa makan minum mandi dan tidur sendiri. Mungkin juga dia sudah tuntas kemandirian psikis, bisa mengelola waktu & aktivitas. Tapi jelaaaaasss, si anak belum tuntas kemandirian level 3, kemandirian sosial.
Teman, kemandirian sosial adalah kemandirian dalam aktvitas sosial, ketika berhubungan dengan orang lain dapat bersosialisasi tanpa tergantung keberadaan orang lain. Kemandirian ini perlu dilatih sejak dini, dan semakin tambah usia makin kompleks bentuknya.
Beberapa jenis latihan kemandirian sosial di usia dini,
bermain dengan teman sebaya tanpa ditemani orangtua
menceritakan keinginan pada orang lain.
pergi kerumah tetangga tanpa diantar
dapat ditinggal bersama saudara yang dikenal
Latihan kemandirian sosial ketika usia sekolah,
dapat ditinggal di sekolah bersama guru
mematuhi peraturan di sekolah
pergi belanja di toko dekat rumah
bermain bersama teman sebaya di sekitar rumah
menceritakan pengalaman pada orang lain.
menyampaikan pesan dari 1 orang ke orang yg lain
Ketika diatas usia 10 tahun, diharapkan makin meningkat kemampuannya, antara lain,
dapat pergi ke sekolah tanpa di antar
dapat berbelanja di luar komplek rumah
dapat mematuhi aturan & etika di jalan raya
dapat menerima tamu ketika tidak ada orang dewasa di rumah
dapat menginap di rumah saudara/untuk acara sekolah
mengikuti sebuah klub/punya komunitas persahabatan untuk pengembangan hobi
Ketika sudah di atas 15 tahun, latihan kemandirian bisa ditingkatkan terus, dengan beberapa kesempatan antara lain,
dapat bepergian di kota nya sendirian
dapat melakukan perjalanan keluar kota bersama teman sebaya
mampu bicara dengan orang yg tidak dikenal
dapat bergabung dalam suatu aktivitas organisasi
dapat mematuhi aturan masyarakat secara umum.
Berbagai macam latihan di atas bertujuan untuk melatih anak dalam mengendalikan diri ketika berada dalam berbagai konteks sosial, diharapkan terbentuk 3 keterampilan, yaitu :
adaptasi, anak dapat masuk dalam lingkungan sosial dan menyesuaikan diri, dapat menyampaikan pikiran & perasaannya, juga bisa menerima pikiran & perasaan orang lain tanpa didampingi oleh orang dewasa.
penerimaan otoritas, anak dpat memahami aturan & orang yg menegakkan aturan tanpa bimbingan org dewasa, serta dapat membuat dirinya mengikuti aturan tsb dg menahan keinginan2 pribadi yg tdk sejalan dg aturan
resolusi konflik, adalah kemampuan untuk menyelesaikan masalah2 sosial yg terjadi ketika sdg membangun hubungan seperti perbedaan atau perselisihan.
Teman, kemandirian sosial adalah level mandiri yang tidak mudah utk dicapai. Tetapi ketika sejak usia dini anak2 diberi kesempatan sosial yg cukup, keterampilan akan terbangun secara bertahap. Intinya, mereka hanya butuh KESEMPATAN agar BISA & TERBIASA dalam bersosialisasi. Terlalu melindungi anak2 krn takut dunia luar 'mencemari' anak kita bisa jadi penghalang terbentuknya kemandirian sosial.
Apakah artinya org2 pemalu, pendiam, hamya punya teman sedikit tidak akan punya kemandirian sosial? Tentu saja tidak...menjadi pendiam pemalu bisa jadi adalah pilihan sikap nyaman bagi pribadi tertentu, dan org2 spt ini jika masih bisa adaptasi, bisa menaati aturan, dan mampu menyelesaikan konflik, itu artinya dia masih punya kemandirian sosial.
0 komentar:
Posting Komentar