☕ Psycho Coffee Morning ☕
Oleh : Ani Ch, penulis buku & praktisi pendidikan keluarga
Kemandirian (Bagian 2)
Awal jadi guru BK, aku dapati satu muridku yg agak konyol..Bayangkan dia sudah kelas 1 SMA, tetapi tiap malam dia telpon walikelasnya utk tanya jadwal pelajaran besok. Ketika di sekolah, seringkali dia menelfon org rumahnya utk mengirimkan perlengkapan sekolahnya yg tertinggal...alaaamakk, parahnya ini anak.
Jelas...anak ini tidak mandiri bukan? Meskipun dia bisa makan sendiri, mandi sendiri, pakai baju sendiri, pakai sepatu sendiri...dia mungkin masih bisa melakukan aktivitas kemandirian fisik, tapi belum tuntas kemandirian level 2, kemandirian psikis.
Ada anak bisa makan sendiri, tetapi nunggu dipanggil. Ada anak baru berangkat sholat ketika disuruh. Ada anak bisa belajar sendiri, tetapi harus diingatkan dulu. Inilah contoh2 lain dari tidak tuntasnya kemandirian psikis.
Bayangkan betapa bahayanya di masa depan, jika karakter semacam ini dibawa hingga dewasa. Pernah kulihat seorang karyawan selalu datang terlambat dikantor tiap pagi. Pernah kudapati anak buah yg selalu harus diingatkan utk membuat laporan tugasnya selesai, padahal dia tahu jobdes rutin itu. Pernah kulihat ada seorang ibu yg mengirim bekal anaknya yg sekolah TK setiap hari (mosok yoo lali ben dino, jek). Yg begini ini, bisa kurang latihan kemandirian psikis waktu kecil.
Teman, kemandirian level 2, kemandirian psikis, adlah kemampuan untuk mandiri dalam melakukan aktivitas tanpa inisiatif orang lain..Contoh aktivitas sehari-hari yg perlu dilakukan
menata keperluan pribadi
memiliki jadwal kegiatan
memilih barang & pakaian yg dibutuhkan
mengelola uang saku
melakukan aktivitas sesuai waktunya
melakukan aktivitas tanpa diingatkan
melakukan proses memilih ketika beraktivitas
Harapannya, anak2 usia SD sudah memasuki pelatihan kemandirian level ini, sehingga ketika masuk usia SMP atau SMA tinggal proses pematangannya saja.
Tujuan umumnya agar anak memiliki manajemen diri, khususnya manajemen waktu & manajemen aktivitas, juga terjadinya proses pengambilan keputusan serta pengendalian diri.
Prinsip BISA & TERBIASA berlaku juga disini. Seorang anak yg bisa membuat jadwal kegiatan tetapi tidak terbiasa menjalankannya, maka tidak akan tuntas kemandirian ini.
Kendala utama proses pelatihan kemandirian ini adalah sikap tidak tega orangtua sehingga membantu, sikap tidak sabar orangtua yg membuatnya turut campur aktivitas anak, dan sikap tidak yakin orangtua pada anaknya untuk mampu melakukan semua itu sehingga anaknya sering ragu & tdk percaya diri dlm beraktivitas krn takut salah. Jadi, mari kita hindari 3 sikap ini.
0 komentar:
Posting Komentar