Kamis, 16 Juni 2016

TIPS BUAT IBU YG LG GALAU KARNA ANAK GAK MAU MAKAN BY SARRA RISMAN

Qadarullah, anak kedua saya bule. Bukan karena rambutnya pirang atau matanya biru, tapi karena dia bukanlah pemakan nasi seperti manusia indonesia pada umumnya. Dari mulai awal MPASI, kalo di kasih nasi, dalam bentuk apapun (bubur, apalagi normal) langsung di lepeh atau dimuntahkan. Uniknya anak ini tau bangeett itu nasi, mau di umpetin kayak apa juga, gak ngaruh. Nah karena nggak makan nasi ini, asupan makanan lainnya jadi sgt berkurang jauh.

Seperti biasa.. kalau menemukan anak Indonesia yang tidak mau makan nasi, sekeluarga besar langsung panic gak karuan. What’s wrong???? Kok kakaknya pemakan segala (baca: nasi dengan semangkuk tumis kangkung aja hepi), adiknya kok bisa bule beginih? Apa karena kulitnya agak putihan dikit, lantas selera lidahnya menyesuaikan diri? Nggak mungkin kan. Secara emaknya aja putih.. tetep makan nasi kok.. (#eaaa)

Neneknya, karena nggak pernah punya cucu bule sebelumnya, dan punya hobi masak yang luar biasa, mulai memutar otaknya dan membuat makanan dari yang umum sampai yang sy nggak pernah dengar di telinga: bola-bola nasi abon goreng tabur mesis. Maklum, namanya juga orang panik. Cucunya? gak mau juga. boro2 abis dua, masuk segigit juga nggak..

Setelah neneknya kehilangan ide untuk memasak makanan yang mengandung nasi dengan harapan cucu bule ini akan finally makan nasi, mulai deh emaknya di dorong2 untuk ke dokter. Karena anaknya tidak ‘normal’ spt manusia Indonesia lainnya, maka dia di anggap ‘sakit’. Dan orang sakit, kudu ke dokter dong. Karena masalahnya di seputar makanan.. jadi kita ke dokter dengan subspesialisasi terdekat dengan makanan… pencernaan.

Saya menyambangi 2 dokter anak spesialis pencernaan paling terkemuka di 2 rumah sakit besar yang berbeda di Jakarta. Dokter 1 kasih some kind of puyer yang magical, walaupun nggak bisa membuat kaizan makan nasi, tapi ya lumayan, nambah selera makannya. Dokternya bilang kalau sudah habis, balik, di ksh puyer sesi 2. Dan puyer sesi 2 gagal. Kaizan balik ke nggak mau makan dan tetep nggak mau makan nasi. Memperpendek cerita, prosesi dokter 2 persis sama dengan dokter 1. Persis.. sis…sis. Mana kalau dokter se’kaliber’ itu nunggu antriannyaaa…. Udh kyk di padang mahsyar rasanya #soktau. Diagnosa akhirnya sama: “anak ibu bule. Kebetulan saja ibunya bukan. Tmn saya nggak makan nasi sampe sekarang, idup juga, jadi dokter juga. Jadi don’t worry”

Lantas apakah neneknya merasa itu jawaban yang cukup? Tentu tidak. Kita akhirnya menyepakati ke SATU dokter lg, untuk nyari THIRD opinion. Akhirnya saya ke dokter ‘favorit’ sy. Dokter ini sy temui kalau ‘all else fails’. Ketika saya bawa kaizan ke dokter ini, dia tanya.. mau imunisasi bu? Sy blg nggak. Dia cek lg medical recordnya, berat badannya mungkin relative kurus tapi nggak lah tinggal tulang, tinggi badan oke, suhu normal. "Jadi anak ibu kenapa", tanya nya?
Saya bilang, “dia nggak mau makan nasi dok. Sama skali. Dan kalau makan sedikit banget. Kenapa ya dok. Saya takut anak saya kurang gizi.”

Dokter itu melihat saya dengan pandangan “seriously??” (jika di translate ke bahasa alay jadi “Ciyus lo?”) .Setelah dia diam beberapa saat, dia mulai paragraph panjang yang sampai sekarang tidak akan saya lupakan (tentunya penjelasan di bawah nggak akan plek2 perkata, karena selain kejadiannya udah lama bgt, itu dokter lulusan luar kayaknya, jadi bahasanya setengah ng-inggris gitu, jadi kalau translationnya beda2 dikit, maklumi saja lah ya..):

“Bu., anak tidak mau makan disebabkan oleh DUA hal.
1. Dia emang bukan pemakan. Ada orang yang hidup untuk makan. Ada yang makan untuk hidup. Tipe pertama akan menghabiskan banyak waktu, uang dan tenaga untuk memanjakan lidah dan perut mereka. Karena mereka SUKA makan. Tipe kedua tau kalau mereka nggak makan, mereka mati. Jadi ya… terpaksa makan. Ibu umurnya berapa? Katakan 30. Emang semuaaaa orang yang usianya 30 seperti ibu? memiliki selera makan seperti ibu? Memiliki badan sebesar ibu? Nggak kan. Ada yang lbh kurus dan ada yang lbh gemuk. kenapa anak ibu harus sama dengan semua anak 2th lainnya? Mungkin he’s simply not an eater aja.
(dlm hati sy.. eh.. ini ayahnya kaizan banget. Kalau saya mah hidup untuk makan.. tapi ayahnya makan murni untuk hidup doang. Makanya kyknya badan kami kayaknya sesuai ukuran lambung masing2. Huks.)

Alasan ke:

2. Adalah karena IBUNYA MAKSAIN DIA MAKAN MULU!!!. Setiap jam di tawarin makan. Kadang setiap setengah jam, panik nggak karuan. Belum susunya seabrek2. Trus cemilan. dibikinin A nggak mau. Trs bikin B deh, tawarin lagi. Di sogok, di rayu, di paksa. Bayangin deh bu nggak enaknya. Coba ibu digituin, di tawarin untuk makaaaaaaaaaannn mulu. Kadang udah nggak 3x sehari lg.. hampir setiap waktu! Lagian sy nggak ngerti kenapa harus 3x sehari. Orang jam lapernya kan beda2. Saya laper sekarang masa saya paksa ibu untuk laper sekarang juga? gak masuk akal
(dalam hati saya.. eh.. ini mah guwe banget. Maksa2 ga karuan. maapin mama ya Kai)

“Ibu tau kenapa para ibu begitu ke anaknya?” lanjut dokternya

Karena mindset nya mindset kuno! mereka membesarkan anak mereka dengan cara mereka di besarkan: Harus 4 sehat 5 sempurna . padahal kita sudah nggak pake itu lagi. Dan alasan yang paling besar kenapa para ibu suka maksa anaknya makan adalah PARA IBU DI TEKAN OLEH SEKELILINGNYA, ya ibunya (nenek si anak itu), iparnya, tetangga, suami, untuk memastikan anaknya sehat, lucu dan gendut. Padahal gendut itu justru nggak sehat. Anaknya sedikit susah makan, neneknya mulai deh nyindir, belum tantenya yang endlessly ngebandingin sama anaknya yang seusia, ugghh..

Jadi anak ibu Sehat. Cukup. Ibu tau nggak anak segini kalau seharian cuma makan bbrp sendok alpukat saja itu gak papa. Ibu tau, di alpukat itu ada banyak sekali gizi yang memadai untuk energy anak sehari. So don’t be too worry lah.
(dalam hati saya… rasanya pengen punya buraq dan seketika bawa mama saya ke ruang dokter itu biar beliau dengar sendiri)

Hari itu saya pulang dengan amunisi dan penjelasan menyenangkan yang bisa di terima logika saya.. dan untuk sekitar saya pula yang.. suka sekali menawarkan anak saya untuk makan.. setiap waktu.

Anak di bawah 7 nggak akan mogok makan berhari-hari. Dia PASTI makan. Kalau dia bisa nggak makan SAMA SEKALI selama 12 jam, sudah bisa ikut puasa ramadhan dong. Jadi mereka pasti makan. Masalahnya terletak di DIA MAKAN HAL2 YANG IBU TIDAK ANGGAP ITU MAKANAN. karena emaknya org endonesah, jd kl anaknya blm makan nasi ama lauk di hitungnya belum makan mulu kalo cuma makan bolu, donat, roti, susu dan cuil2 tempe. Padahal di bolu itu sudah ada tepung (karbo), telur (protein). Betul, bentuknya tidak seperti nasi yang ibu konsumsi, tapi kalau ibu bukan bule, masa anaknya nggak blh jadi bule juga? Kalau anak kita idungnya nggak mirip kita. Atau matanya.. apa kita paksa? Nah, sama aja. Kalau selera makannya berbeda, kenapa juga kudu di paksa sama?

Jadi si bule saya sekarang saya biarkan jadi ‘bule’. Pagi makan pukis, sereal atau roti. Siang kadang jagung pake susu dan keju atau tahu bakso, tempe, ayam, jamur or whatever yang ada dikulkas dan di atas meja. Malam kentang goreng, keripik singkong, martabak keju, roti canai pake dan mentega. Karena agak susah masuk sayurnya, jadi dia ganti sama buah. Dia super frutarian. Semua buah dia lahap dengan cepat dan sukacita. 1 melon kadang gak sampe 2 hari bisa bertahan di rumah. Kebayang kan budget saya untuk buah2an sebulannya, untung neneknya sekarang, setelah memahami bahwa cucunya satu ini bule, hobi sedekah buah utk kita. Hahahaha..

Selama dia cerdas, tumbuh, dan berat badannya .. yaa.. cukuplah, untuk saya kebahagiaan yang dia rasa untuk makan apa yang dia suka dan tidak membahayakan dirinya lebih penting dari apa yang masuk setiap saatnya. Toh kalau dia lapar, dia akan cari makan. Kalau makanan yang dia makan krg bergizi, itu murni salah saya memfasilitasi. Karena kalau barangnya nggak ada, nggak mungkin kan dia bisa konsumsi.

So saya menularkan ilmu dokter tersebut ke semua ibu yang stress berat di tekan dari segala penjuru hanya karena anaknya kurang makan. Selama anak ibu sehat, ceria, aktif dan tumbuh sesuai porsinya, kurang2 dikit dari KMS, don’t worry too much lah. Kan kata hadistnya “Tidaklah anak cucu Adam mengisi wadah yang lebih buruk dari perutnya. Sebenarnya beberapa suap saja sudah cukup untuk menegakkan tulang rusuknya. Kalau toh dia harus mengisinya, maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk bernapas.” (H.R. Turmudzi, Ibnu Majah, dan Muslim). dan sunnatullah, gk pernah salah kan ya?

Jadi berhentilah. Berhenti menawarkan, merayu apalagi menyuapi. Berhenti membiarkan diri di tekan oleh orang2 yang bahkan tidak melahirkan anak ibu. Dan jika anda adalah suami, nenek, tante dari anak yang berbadan kurus.. berhenti juga. Berhenti menekan ibu anak itu untuk terus menyuapi anaknya. Kasian. Kasian ibunya.. apalagi anaknya. Tanpa anda tekan, ibu itu sudah cukup khawatir sama kekurusan dan selera makan anaknya. Tanpa anda tekan, dia sudah berjuang sepenuh jiwa raga agar anak itu tetap makan, sehat dan bahagia. Apa anda pikir ibu itu tidak berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik untuk anaknya? Tanpa anda tekan, ibu itu pasti kasih makan anaknya, dan anaknya pasti akan minta makan ketika lapar. Wong bayi baru lahir saja sudah tau harus menangis jika perut terasa harus diisi. Apalagi bayi2 yang sudah lebih gedean lagi. so don’t worry. Mereka akan makan…eventually.

Makan itu adalah aktifitas yang akan harus dia lakukan seumur hidupnya sampai dia mati. Jadi pengalaman yang berhubungan dengan makan harus menyenangkan hati. Kalau mereka makan  yang mnrt ibu bukan makanan untuk umumnya orang Indonesia, biarkan sajalah. Berarti mungkin ibu juga punya anak bule, seperti saya.

#sarrarisman

*jika dirasa manfaat, tidak perlu izin utk membagikan artikel ini

Jumat, 10 Juni 2016

MORAL STORY

Seorang CEO bermaksud utk Pensiun, dan ingin menyerahkan jabatannya tsb kepada salah Seorang Karyawan terbaiknya.

Untuk itu Ia memanggil Seluruh karyawannya, memberikan masing2 sebutir BENIH di tangannya dan berkata :

" Rawat, Pupuk, Siram dengan teratur Benih ini dan kembalilah 3 bulan dari sekarang dengan membawa Tanaman Ɣªήg tumbuh dari Benih ini"

" YANG TERBAIK, akan menjadi penggantiku sebagai CEO di Perusahaan ini."
Salah seorang karyawan, bernama Toni yg juga mendapat Benih tsb, langsung pulang ke Rumah dan Merawat dg penuh disiplin Benih tanaman tsb. Setiap hari Benih itu ia Siram dengan air dan diberinya Pupuk.

Setelah 3 bulan, di Kantor, semua orang saling membicarakan kehebatan Tanaman Mereka yg tumbuh dari Benih tsb.
Ternyata Hanya Benih Tanaman Toni Ɣªήg tanamanya tidak tumbuh sama sekali.

Toni Merasa telah gagal.
Setelah 3 bulan, seluruh Eksekutif menghadap CEO memperlihatkan hasil Benih tersebut.

Toni berkata kepada istrinya bahwa ia tidak akan membawa Pot Ɣªήg Kosong Karena Bibitnya busuk dan tidak bisa Tumbuh.,
Namun istrinya mendorong untuk tetap membawa Pot Kosong tsb apa adanya utk memenuhi janji kepada Sang CEO 3 bulan yang lalu.

"Bawa saja Mas, meskipun Mas Gagal utk bisa menumbuhkan Benih tsb, paling tidak Mas Toni sdh menunjukan itikad baik sdh berusaha semaksimal mungkin merawatnya sesuai dengan Permintaan n Arahan CEO tsb " demikian kata Istrinya.

"Baiklah " Jawab Toni, meskipun dgn hati ciut karena merasa tidak bisa melaksanakan perintah sang CEO dgn sebaik2 nya.

Masuk ruang meeting , Toni membawa pot kosong. Seluruh mata memandangnya kasihan.

Ketika CEO masuk ruangan Ia memandang keindahan Seluruh Tanaman yang katanya Hasil dari Benih2 yg dibrikan CEO 3Bulan yg lalu itu, hingga akhirnya berhenti di depan Toni Ɣªήg tertunduk malu.

Sang CEO memintanya ke Depan & Toni disuruh menceritakan Secara Kronologis proses penanamannys koq sampai tidak bisa tumbuh...??

Ketika ia selesai cerita, CEO berkata dengan Antusias,
"Beri tepuk tangan utk Toni , CEO kita Ɣªήg baru"

Ia kemudian Menceritakan :
"Semua benih Ɣªήg kuberikan kepada Kalian, sebelumnya Telah KUREBUS dƍƞ AIR PANAS hingga mati & tidak mungkin tumbuh lagi. Jika Benih kalian dapat Tumbuh, berarti kalian telah menukarnya & berbohong padaku. Kecuali Toni, hanya dia Ɣªήg JUJUR"

MORAL STORY : Taburlah KEJUJURAN, karena dengan Menabur Kejujuran akan menuai Kepercayaan.
Jangan pernah takut berbuat JUJUR.
NO CHEATING INDONESIA.

����

The Real Moral Story!
Yg hebat itu Isterinya Toni- hanya perempuan hebatlah yg bisa memberi dorongan semangat suaminya utk selalu menjaga Integritasnya!
Selamat pagi semua

Harapan Itu Masih Ada Oleh : Afri Well


Harapan Itu Masih Ada
Oleh : Afri Well

Sering kali keputusasaan datang menyelimuti diri.
Seakan semua usaha telah menemui titik ujungnya.
Dan semua akan berakhir sia-sia tak bermakna.

Diri ini seakan lupa pada-Nya yang selalu ada dan menunggu hati bermunajat mesra.
Karena diri terlalu sibuk mengutuk setiap kegagalan dan segala yang menyesakkan di dunia ini.

Sahabat,
Terlalu cepat diri menerka hasil usaha sendiri.
Terlalu dini menilai semuanya akan berakhir sia-sia.

"... dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir."
[QS. Yusuf : 87]

Janganlah berputus asa dari rahmat Allah,
Harapan itu masih ada.
Biarkan secercah semangat itu menyala dalam diri.
Menyinari setiap langkah.
Menyambut esok yang cemerlang.

Ikhlaskan setiap hari yang dilalui,
Karena hidup hanya perjalanan sesaat yang pasti akan berujung.

Ikhlaskan esokmu, menunggu setiap rahasia indah yang telah ditakdirkan-Nya.

"Yakinlah ada sesuatu yang menantimu selepas banyak kesabaran (yang kau jalani) yang akan membuatmu terpana hingga kau lupa betapa pedihnya rasa sakit."
-Ali Bin Abi Thalib-

AIHQ PSDM ODOJ
AIHQ/126/11/04/2016
oaseodoj@gmail.com

Psycho Coffee Morning ☕ Oleh : Ani Ch, penulis buku & pemerhati pendidikan keluarga Badai Pernikahan

Psycho Coffee Morning ☕
Oleh : Ani Ch, penulis buku & pemerhati pendidikan keluarga
Badai Pernikahan (Bag 1)

⚡��⚡��⚡��⚡��⚡��

Pernikahan  ini sangat membahagiakan Kiki..krn..hanya bbrp bulan stelah menikah dia telah hamil..namun, baru saja kbahagiaan itu datang..duka lara telah menyapa biduk rumah tangganya..

"Ya udah, mbak.. Ini emang janin nya jelek, jd di'reject' oleh tubuh. Besok kuret ya" je deeeng...apa itu kuret? Kok dsog dg santai bilang..spt meresepkan obat saja..

Ternyata itu sebuah tindakan bedah, pengerukan dinding rahim..krn yg terjadi, aku telah kehilangan janinku..makanya rahimnya harus dibersihkan...rasanya kiki & suami sangat kehilangan.. apalagi ini hamil yg pertama

Setelah keguguran yg pertama, Kiki ekstra hati2..krn pernyataan dokter setelah tes macem2, Kiki terindikasi kena virus rubela meski tdk parah..

Kiki hamil lagi tak sampè setahun kmdn. Hamil yg ini sulit sekali, tdk bisa bangun krn mual hebat.

Setelah putri pertamanya lahir & berumur 1,5 tahun, Kiki hamil lagi...keguguran lagi, utk kali kedua. Dikuret lagi yg sakitnya luar biasa..9 bulan kemudian Kiki hamil lagi...dan itu terjadi lagi.. keguguran yg ketiga..dikuret lagi..Kiki sempet menyalahkan diri sendiri, mrasa kurang menjaga kesehatan ato bagaimana kok bs keguguran terus, tp suaminya bilang klo inilah jalan yg harus mereka lalui. Entah bagaimana, spt otomatis terjadi pengertian dr pasangan, "Memang blm waktunya saja kita pnya anak lagi" Kiki yg beraliran 'drama' & suka kepikiran macem2 jd tenang & bersyukur mendapati suaminya berpikir realistis, shg dia tdk bgtu tertekan atau sampai depresi dan mreka bisa ikhlaskan apa yg terjadi. Akhirnya mreka pasrahkan smua, gak ngoyo lagi utk punya anak. Eh Lha kok justru ketika gak mikirin lagi, saat itulah dikasih hamil oleh Allah..hamil yg lancar. Ternyata badai pernikahan berupa keguguran berkali2 itu membawa hikmah..baru terasa ketika sudah berlalu.Hikmahnya adalah Kiki merasa tambah deket dg suaminya, dan jg lebih dekat sama yg Di Atas..

⚡��⚡��⚡��⚡��⚡��

Badai Rubela juga mnyerang Aulia..dan yg menyedihkan baru dia tahu ketika putri pertamanya lahir..bayi mungilnya selalu sakit2an..berbagai macam alergi telah dideritanya..so, Aulia harus jadi pemilih makanan..salah makan sedkit, ASI yg jd asupan si bayi..langsung memicu alergi..duka lara menyapa lagi, ketika putrinya berumur 2 tahun terindikasi masalah penglihatan..maka anak umur 2 thn ini pun harus berkaca mata, menurun terus penglihatannya tiap bulan..kebutaan jd ancaman bagi putrinya..Aulia begitu tertekan..takut, makanya sejak umur 2 th itu dia nge drill anaknya baca tulis hitung..takut makin parah jika tambah usia..di tengah jibaku nya utk mengajari anaknya..dia hamil lagi..dan baru tahu bahwa masih ada virus rubela dlm dirinya..anak kedua ini bisa jadi punya masalah ketika lahir..tapi Aulia mempertahankannya..putra keduanya lahir..baik2 saja..lega rasanya aulia...

Tapi kembali keresahan datang, umur 2 tahun anaknya menunjukkan perbedaan dg anak seusianya..motoriknya tdk bagus, belum bisa bicara, dan tenaga media menyatakan ada bbrp tanda dr sindrom autisme yg ada pd putranya...

Dunia serasa runtuh, punya dua anak berkebutuhan khusus adalah suatu yg tdk pernah dibayangkannya.. dan pd satu titik begitu depresinya, dia tdk pergi kemana2, tdk menemui tenaga medis lagi, tdk mencarikan treatmen utk anak2nya..di rumah saja, dia rawat anaknya sehari2 spt merawat anak biasa..

Sampai suatu hr, suaminya yg karyawan swasta memutuskan utk keluar dr perusahaan..dan memulai wirausaha di rumah. Suaminya bilang, dia ingin punya lebih banyak waktu utk mengurus anak2nya..Aulia yg sudah begitu depresi dg kondisi kedua anaknya, tiba2 punya semangat lagi, dan mulai penjajakan tempat2 treatmen utk anak2 berkebutuhan khusus..kemana2 mreka datang lengkap ber-4, ayah ibu dan 2 anak..maka dimulailah terapi2 intensif bagi anak2 mereka..dunia yg seolah2 pernah runtuh itu seakan bersinar lagi..

⚡��⚡��⚡��⚡��⚡��

Teman...akan datang badai-badai dalam sebuah perjalanan pernikahan..dan cara menghadapi badai adalah dg kesolidan dua insan suami & istri..jika keduanya saling mengerti, saling memhami, saling bekerja sama..badai apapun akan teratasi..

Teman, anak2 yg awalnya jadi sumber anugerah ternyata menjadi sumber masalah dlm rumah tangga..bisa jadi bagian badai yg datang menyerang...tetapi bagaimana pun anak2 tetaplah anugerah..tetaplah amanah yg harus kita syukuri..dan kita usakan yg terbaik utk perawatan & pengasuhannya..

☕ Psycho Coffee Morning ☕

Oleh : Ani Ch, penulis buku & pemerhati pendidikan keluarga

Badai Pernikahan (Bag 2)

⚡��⚡��⚡��⚡��⚡��

Andi & Nana nekad menikah di usia muda, blm 20 tahun usia mereka. Mreka ingin buktikan cinta mereka tulus, bukan spt muda mudi yg suka pacaran.

Tdk hanya nekad menikah, mreka juga nekad menolak tinggal di rumah orangtua, baik ortu Andi maupun Nana. Andi anak kluarga kaya raya, ingin buktikan dirinya bisa hidup tanpa mengandalkan kemewahan dr kluarganya, tp bisa mhidupi istrinya dr usahanya sendiri.

Sikap nekad menolak bantuan mertua jg konsisten dilakukan, Andi percaya cinta & kebersamaan mreka akan menyelesaikan masalah. Ternyata tdk spt film2, badai ekonomi mulai menyerang mreka. Gaji Andi tdk cukup utk bayar kontrakan rumah sederhana mreka, inipun dg ancaman jk mreka tdk segra bayar dimuka utk satu tahun, mreka hrs pergi dr rumah itu, padahal mcari utk dpt rumah semurah itu, mrk sdh kliling kota, jk pergi akn sulit skali mcari lg. Dan ternyata, uang mrk jg tdk cukup utk belanja harian, mrk hnya mkan roti bbrp hari. Dan akhirnya Andi mulai marah2 ketika di rumah. Pertengkaran tdk terhindarkan, Nana merasa Andi krg berhemat, Andi merasa Nana tdk membantu. Kata2 cinta pengantin baru jd kata2 kasar mnyakitkan hati.

Dan suatu hari, mreka berdebat dijalanan..Nana lari di trotoar & akhirnya duduk tersedu2, menyalahkan dirinya sendiri, kenapa mreka menikah muda. Andi tersadar jk istrinya tertekan..dan mulai minta maaf.

Stelah bermaafan & saling berjanji akan mngatasi segalanya berdua..dan ternyata mmg smua baik2 saja, Nana mdpat pkerjaan, gaji mrk berdua ckup utk mbangun hidup baru.

⚡��⚡��⚡��⚡��⚡��

Pak Shodiq meminta istrinya yg bkerja utk berhenti, utk fokus mrawat kedua anaknya di rumah. Anak pertama ringan utk diasuh krn cerdas, penurut, tdk byk berulah...Anak yg kedua umek, susah belajar, main saja..Bu Shodiq mulai berhemat, krn skrg dia tdk punya phasilan, tdk ada baju baru..tdk ada jalan2, tdk ada urusan mempercantik diri.

Tdk brapa lama..Pak Shodiq mmutuskan kluar dr pabrik tempat dia bkerja, katanya ada yg tdk sreg..byk komisi2 tdk jelas..takut itu haram. Pak Shodiq memutuskn buka lapak, berdagang..kulak dijual..kulak dijual..Modal utang sana sini..belumlah usaha dagangnya mapan..Bu shodiq hamil..hamil yg tdk direncanakan..mrka sempat takut phasilan p shodiq tdk akan ckup. Skrg, tdk hanya kebutuhan sekunder, kebutuhn primer spt makan pun..mreka harus berhemat..ribut2 kecil mulai terjadi..sampai ribut2 besar..tekanan ekonomi seringkali memang jadi ujian cinta. Ketika bertengkar soal uang, sptnya rasa cinta hilang entah kemana.

Ketika anak ketiga lahir..barulah terasa kbersamaan..awal datangnya spt mbawa beban..ternyata ketika lahir mbawa keceriaan..Pak shodiq kembali semangat berdagang..dan bbrp tahun kemudian usahanya mapan..

⚡��⚡��⚡��⚡��⚡��

Teman, barangkali setiap keluarga perlu ngerasain 'turun', perlu 'jatuh' sesekali..
biar tahu sebelumnya banyak hal yang perlu disyukuri...biar bangkit ..Biar lebih 'nanjak' lagi stelah jatuh..

Teman, urusan finansial memang jadi jenis badai di bnyak keluarga..sangat mudah memicu pertengkaran...tapi haruskah urusan uang mengalahkan cinta? Tssaah..emang mau makan cinta..ya nggak lah..tapi cinta kan bisa jadi energi utk mencari makan..hehehe...

☕ Psycho Coffee Morning ☕

Weekend Edition for Family

Oleh : Ani Ch, penulis buku & pemerhati pendidikan keluarga

Badai Pernikahan
(Bagian 3)

��⚡��⚡��⚡��⚡��

Hipokalemia..adlah vonis medis untuk putra bungsu kluarga Subrata (bukan nama sebenarnya). Kadar kalium yang rendah dalam tubuhnya menjadi ancaman bagi keselematan. Dlm kondisi kelelahan, emosi labil, daya tahan tubuh menurun, maka resiko terbesar yg mungkin terjadi adalah kelainan kecepatan denyut jantung, aritmia jantung dan gagal pernafasan akut dari komplikasi kelumpuhan otot yang mengancam jiwa membutuhkan penanganan segera.

Maka, ketika putra bungsu mereka nampak lelah..langsung dibawa ke UGD, jika kadar kalium rendah, maka alamat opname. Dan mereka jalani selama bertahun2, hampir 2 bulan sekali anaknya opname. Rumah sakit telah jadi bagian dr kehidupan kluarga ini.

Bu Subrata jadi pencemas, sgala hal yg bikin anaknya capek dihindari..nggak boleh spt anak2 lain yg suka lari, nggak boleh spt anak lain yg bisa makan apa aja, nggak boleh spt anak lain bisa main apa aja...semuanya harus ikut aturan, tapi apapun boleh minta asalkan bukan suatu yg akan bikin capek...semuanya TERBATAS bagi anak...maka si anak jadi pencemas juga, tapi juga egois karena keinginannya sering dituruti dlm rangka menjaga 'emosinya bagus' agar kalium tdk drop.

Teman, seringkali saya amati banyak orangtua yg mdapat vonis medis bagi anaknya  menjelma menjadi bapak ibu yg pencemas, sensitif dan memanjakan. Cemas yg membuat waspada mungkin masih positif. Tapi vonis semacam gangguan dengar, kelainan jantung, kelainan hormon, kelainan mata, kelainan tulang, dsb seringkali membuat para ortu jd cemas berlebihan & tak terkendali..padahal dlm kondisi super cemas ini, proses pengambilan keputusan jadi emosional..dan sikap memanjakan jadi menimbulkan masalah2 baru.

��⚡��⚡��⚡��⚡��

Bu Suprata menjalani ujian berat ketika memasuki usia 10 tahun pernikahan mereka..Pak Suprata yg masih berusia kepala 3 terkena serangan stroke & lumpuh sebagian tubuhnya..maka Bu Suprata harus berjuang mendampinginya dlm masa pengobatan, dan ketangguhan serta kesabarannya telah menjadi kekuatan tersendiri. Sayangnya kekuatan ini digerogoti oleh Pak Suprata yg menjadi emosional..tentu saja menjadi penderita stroke tdk mudah, menerima dirinya yg sedang di puncak karir, menikmati anak2 yg mulai tumbuh besar dg kondisi kelumpuhan..tentu saja tdk mudah...bahkan untuk makan, berpakaian & ke kamar mandi pun dia harus dengan bantuan...belum lagi pengobatan rutin, serta proses terapi yg panjang.. tentu saja tdk mudah..

Teman, seringkali saya dapati pasangan yg salah satunya harus memberikan dukungan untuk menerima vonis medis, rata2 berusaha mengumpulkan ketangguhan diri juga harus menumpuk stok sabar yg luar biasa utk tetap mendampingi pasangan yg bisa jadi tdk mudah menerima sakitnya..

��⚡��⚡��⚡��⚡��

"Aku sakit hati betul...kenapa tdk diajak bicara waktu Putra sakit..aku memang bukan ibu kandungnya, tp aku yg membesarkan dia..seenaknya sbg istri dia mengambil keputusan sendiri, gak ngomong2 kluarga besar..awas ya..kalau terjadi apa2 sama Putra..dia bakal kutuntut" Inilah sebuah potongan dialog telepon penuh nada marah yg kudengar di dalam ruang lift, pd satu hari diantara hari2 aku mendampingi adikku di rumah sakit. Satu hal yg sangat menyedihkan ketika sebuah kluarga mhadapi pengobatan medis adalah adanya gangguan eksternal tak terduga..konflik kluarga..ttg cara penanganan, ttg komunikasi, dan lain2. Kondisi yg sangat tdk mendukung si sakit..

��⚡��⚡��⚡��⚡��

Teman..badai berupa hadirnya vonis media yg menimpa kluarga kita adalah badai yg bisa jadi terasa berat..

Lihatlah cerita2 di atas..sakitnya sendiri adlah smua masalah..tetapi sikap2 dari yg sakit maupun kluarga yg mendampingi ternyata juga berpotensi msalah..

Keyakinan bahwa segala penyakit ada obatnya, insya Allah, adalah yg utama perlu dibangun..setelah itu perlu pengelolaan emosi untuk menerima kondisi sakit..serta menumbuhkan semangat juang untuk berikhtiar dlm pengobatan. Ini berlaku bagi yg sakit maupun keluarganya..maka ketangguhan & kesabaran akan hadir setelah itu..

☕ Psycho Coffee Morning ☕

Weekend Edition for Family

Oleh : Ani Ch, penulis buku & pemerhati pendidikan keluarga

Badai Pernikahan
(Bagian 4)

��⚡��⚡��⚡��⚡��

"Kenapa mama sama papa pisah?" tanya seorang padaku dlm sebuah sesi konseling..
"Iya sayang...kalo mama papa satu rumah, mreka jadi bertengkar kan..mreka jadi marah2..mreka jadi sedih..tapi kalau mreka pisah rumah, kan jadi nggak marah2..nggak sedih"
"Iya..tapi aku yg sedih..kalo aku sama mama, jadi kangen papa. Kalo aku sama papa, jadi kangen mama"

Teman..perpisahan antara suami dan istri..adalah badai besar...dan beraaaat sekali dlm sebuah pernikahan..

Pasangan suami istri bisa bercerai krn salah satu atau keduanya sudah tdk tahan dg sikap/perilaku pasangannya, ada yg merasa sangat berbeda & tdk bisa bersatu lagi, ada yg merasa sudah dikhianti, dan berbagai alasan lain. Apapun alasannya, jika masih dalam proses akan berpisah..sebaiknya dipikir masak2 dulu..dan orang2 terdekat di sekitarnya, harap berfokus pada mediasi agar tidak jadi berpisah..krn terkadang komunikasi buntu antar sepasang suami istri, bisa ketemu jalan kluarnya jika dibantu oleh orang lain.

��⚡��⚡��⚡��⚡��

Jika sudah terlanjur berpisah...berikut ini bbrp masalah yg mungkin timbul setelahnya...
⚡Konflik dalam memperebutkan harta benda
⚡Konflik dalam memperebutkan hak asuh
⚡Konflik dlm pembiayaan kebutuhan anak stelah perpisahan
⚡Konflik diri anak yg berkepanjangan krn tidak siap ortunya berpisah.

3 konflik pertama sebanrnya 'relatif bisa didiskusikan' dalam kondisi  kepala dingin..krn jika sepakat perpisahan adalah solusi..harusnya 3 konflik diatas bisa dibicarakan...tapi konflik yg terakhir akan sulit dihindari krn anak2 bgtu dinamis..

Naaah..tuh kan..banyak banget dong masalahnya..makanya perpisahan pun harus dilakukan dg 'kepala dingin' agar tdk ada konflik lanjutan..krn seharusnya jika memang tdk ada jalan lain, perpisahan harusnya 'jadi solusi' agar kondisi lebih baik bukannya menciptakan kondisi yg lebih buruk.

Agar konflik keempat tdk begitu meledak, maka pengelolaan emosi & mental anak adalah yg paling krusial utk dilakukan stelah proses perpisahan orangtua..Anak perlu diyakinkan bahwa dia akan tetap punya 'ayah & ibu' walaupun keduanya tidak tinggal satu rumah lagi..Anak perlu diyakinkan bahwa kasih sayang kedua orangtuanya tidak akan berubah. Bagaimana caranya...huuuuft..panjang cerita..krn pengalaman saya mndampingi perpisahan banyak kluarga sangatlah berat...selalu berliku..kapan2 kita bahas lagi..

Krn saya sebenarnya menulis ini...sungguh tdk dalam rangka mendukung perpisahan sbg 'solusi' dr badai dlm pernikahan...tetapi malah dg terang2an saya sampaikan ini adlh 'usaha utk menakuti' para pasangan yg masih bersama utk waspada..badai apapun dlm pernikahan harusnya bisa diselesaikan bersama..dg mengingat komitmen ketika awal menikah..dg mengingat segala kebahagiaan yg pernah dirasakan..seharusnya badai apapun dlm rumah tangga bisa diatasi tetap dlm kebersamaan..

⏩⏩⏩⏩⏩⏩⏩⏩⏩
For web version, please visit this,
www.psychocoffeemorning.com

----Tanya Jawab----
#Tanya 1:  Sayidah IIP SBY-2
Assalamu'alaikum Bu Ani.
3th lalu anak pertama kami lahir dg keadaan bocor jantung besar (Giant PDA), biasanya terjadi karena ibu terkena virus rubella pada waktu hamil, tp berdasarkan hasil tes, saya tidak. Memang saat seperti ini terjadi konflik emosi yg berat pd kami selain penyakit itu sendiri. Yaitu tentang biaya perawatan dan saling menyalahkan. Saya sangat sakit hati karena suami sempat menyalahkan kegemaran saya makan lalapan (sayur mentah), padahal saya bahkan gak tega meng-iya-kan saat dia bertanya2 apakah ini dampak dari kebiasaannya merokok. Sejak sebelum menikah saya sudah memintanya berhenti tapi diajukannya kondisi2ttt sebagai syarat, yg selanjutnya meskipun syarat itu sudah terpenuhi tetap tdk berusaha berhenti merokok. Sudah berkali-kali kami berdiskusi ttg masalah ini tapi tak pernah ada titik temu karena menurutnya rokok berbahaya hanya bagi orang yang menyakini demikian. Syukurlah anak kami bisa sembuh total dalam waktu singkat tanpa operasi (rasanya bagaikan mukjizat, menurut ilmu kedokteran hal ini tidak mungkin). Saat ini keluarga kami stabil, tapi tersimpan dlm benak saya keinginan untuk tidak lagi memiliki anak sebelum suami berhenti merokok. Tapi pikiran ini tidak pernah saya sampaikan secara terang2an. Menurut ibu, apakah ada langkah yang lebih tepat yang dapat saya lakukan? Karena selain hal ini tidak ada masalah lain dalam rumah tangga kami.
Terima kasih.
Jawaban 1 :
Waalaikumsalam ibu...
Dalam menghadapi badai pernikahan, aka konflik antar suami istri...ada rumus umum yang disarankan untuk ditempuh ketika komunikasi suami dan istri sudah kurang efektif..artinya istri mencoba menasehati suami ini itu, sepertinya tidak mempan. Maka di saat inilah kita butuh pihak ketiga..suami hanya akan bisa dinasehati oleh orang lain.
Banyak kasus suami istri belum punya anak mengalami kasus yg sama..suami menyalhkan kebiasaan istri yg suka makan pedas dan istri menanggap kebiasaan merokok yg bikin mreka gak punya anak.
Siapa pihak ketiga yang harus dipilih : al amin...yg dapat dipercaya.
Jika orangtua salah satu, dr pihak laki2 ato perempuan adalah pihak yg bijaksana, minta tolonglah pada mereka utk menasehati. Jika tdk ya cari yg lain. Jangan berusaha terus menerus mencari cara menasehati suami sendiri.
Hal lain yang akan membantu...jadilah istri yang baik...yg melayani suami tanpa mengeluh...selalu bereskan urusan rumah tangga..istri2 baik seringkali malah membuat 'hati suami bergerak'

#Tanya 2: Shanty IIP Sby 1
Sebaik2nya curhat adlh pada Allah. Kapan kita tau kita perlu mediasi/pihak ke-3 untuk membantu?
Jawaban 2 : Waah...itu ukurannya ada di sanubari masing2...tapi kalau ingin yakin..istikharah dulu aja..jadi tanya sama Allah..nggak sama bu ani...hehehe...

Shalat..lalu berdoa...Ya Alah apakah sdh saatnya cari mediasi..insyaAllah nanti ada jawaban

#Tanya 3. Ibupembelajar. IIP Sby 1
Bu ani, bagaimana cara kita mengurangi rasa ketakutan yg berlebih terhadap sebuah perpisahan ? Karena misalkan, latar belakang keluarga kita pernah mengalami seperti itu. Kedua, bagaimana juga mengatasi perasaan kepada orang tua karena dianggap blm memberikan contoh berumah tangga yg baik kepada anaknya, terutama ayah yang tidak memberikan peran secara penuh dalam mendidik anaknya. Lalu ketika anaknya berumah tangga, si anak (perempuan) merasa dihantui ketakutan suatu saat anak2nya akan mengalami hal yg sama
Jawaban 3: Ya perasaan itu saja yang harus dihilangkan...mari berpikir positif...
Bagaimana agar berpikir positif? Selalu ingat Allah...lalu selalu berbuat kebaikan..dan yakin kebaikan kita akan dibalas dengan kebaikan...
Masih susah ya???
Untuk yg td dulu...saya pikir tdk usah terlalu mikir masa lalu juga ttg orangtua kita atau kondisi mertua kita..
Kita fokus pada hubungan dg suami. Asalkan kita punya 'jalur komuniksi harian' yg lancar..insyaAllah itu sdh alat manjur menyelesaikan macem2 persoalan

#Tanya 4: April/ IIP 3
Assalamu'alaykum wrb...semangat pagi bu Ani.
1. Alhamdulillah, blum ada badai di keluarga kami. Kalaupun ada, masih terhitung kecil dan bisa kami selesaikan (atau sebenarnya belum selesai ya krn dianggap selesai ��). Hanya saja utk antisipasi bu, agar terhindar dari badai besar/ kita siap menghadapiny jikalau Allah menetapkan demikian. Adakah  Tipsnya bu?
2. Biasanya usia pernikahan tahun ke berapakah, rumah tangga mulai ada tanda2 di terpa badai? Syukron
Jawaban 4: Tip terhindar dr badai besar, kuatkan komunikasi harian
Ada yg bilang thn kritis pernikahan adlh th ke 5, 10 15....jangan percaya angka...
Pernikaha akan jatuh dalam badai saat : komunikasi renggang...ya bisa di th 1 ke 3 atau kapan. Saja...
Pernikahan akan jatuh dlam badai saat : iman kita turun...saat iman turun, setan masuk...lalu kita berpikiran negatif..lalu curiga...lalu benci dst...lalu kita keputusan gak logis
Maka jaga keimanan agar tetp stabil

#Tanya 5: Arisa. IIP Sby
bu ani, ketika kami memutuskan pindah ke pulau jawa untuk dekat dengan orang tua yg terjadi adalah konflik berlarut2 yg kebanyakan dsebabkan perbedaan pola asuh. adakalanya ketika kami menyampaikan maksud dri tindakan kami tnyt orang tua tidak bisa menerima. adakah solusi bu cara komunikasi bagaimana yg harus dilakukan? sepertinya orang tua merasa kami nasehati padahal maksud kami komunikasi dua arah. saat ini kami sedang proses membeli hunian krn mungkin pindah adalah salah satu solusi
Jawaban 5 : Ya itu solusi...lanjutkan...
Tapi...harus dipersiapkn juga..."komunikasi" apa dg ortu agar mreka "tdk merasa ditinggal"
Misalnya...kapan2 ortu diajak jalan2 ato silaturahmi kerumah "orangtua yang tinggal beda rumah sama anak"...contoh nyata biasany lebih mginspirasi

#Tanya 6 :Hepi. IIP Sby 1
Bu, teman saya beberapa hari lalu curhat kepada saya, ia seorang ibu dari satu putri. Memiliki pendidikan yang baik. Ibunya, karena sesuatu hal, selalu mengarahkan cemderung memaksa teman saya itu untuk menjalankan semua hal yg ibunya rencanakan. Termasuk dalam urusan rumah tangga teman saya tersebut. Sedari kecil si teman ini menurut apa kata ibunya, semua ia iyakan karena tdk mau mengecewakan ibunya. Sampai dewasa, si ibu ttp memperlakukan teman saya itu sama seperti sebelum ia menikah. Teman saya di sarankan dengan sangat bekerja sesuai apa yg ibunya mau karena hal ituyg dianggap baik oleh ibunya, padahal dalam hati, teman saya tidak setuju dengan keinginan itu. Dia sudah memiliki usaha kecil2an dan suaminya dianggap mampu mencukupi kehidupan mereka. Tp bagi ibunya, itu blm cukup. Ketika suatu saat teman saya mengeluh anaknya tidak terurus spt sblm ia bekerja, ibunya kembali menyalahkan teman saya itu. Akhirnya teman saya sempat depresi, barangkali tekanan bertahun2. Teman saya ingin keluar dr zona ibunya tp blm memiliki keberanian bu. Apa yg sebaiknya teman saya lakukan?
Jawaban 6 : Dalam situasi itu..sebaiknya yg bicara dg si ibu adalah suami temen ibu...
"Maa...maaf ya...saya yg suruh Rika utk berhenti bekerja. Tolong ma..saya ingin dihargai sbg kepala keluarga. Saya ingin Rika di rumah ngurus anak"
Omongan singkat dr menantu biasanya manjur...
Jadi teman ibu...hrs memhon suaminya maju ke depan utk bicara dg ibunya...
Waktu bicara gak usa ada temen ibu di situ...berdua saja..menantu dan mertua

"Lha suami temen saya penakut bu...."
������
Ya uwissss dadaaaa aja...
Suami kok penakut
#maaaph becanda

#Tanya 7: Dyah, IIP Sby1
Bu ani, yg dimaksud jalur komunikasi harian bagaimana?
Bukan hanya bicara kan bu? Seperti sudah makan?
����
Jawaban 7: Kayak org pacaran aja bu...
"Papa mau aku layani di tempat tidur malam ini?"
Hahahaha...pernah kepikir tanya begini sama suami?
Ibu-ibu ini lucu-lucu..
Sorry...ayuk serius
Komunikasi harian adalah...
Komunikasi yang kita lekukan antar suami istri setiap hari..paling tdk suami tahu istrinya sdg apa..istri tahu suami sdg apa dimana..masing2 mengabarkan perubahan jika ada yg berbeda dr info umum...tentu ini hanya bisa terjadi kalo keduanya saling bertanya, saling memberi info, juga saling meminta ijin ketika akan kemanapun

Lalu, komunikasi ttg perasaan..suami tahu bagiman perasaan istri hr ini, jg sebaliknya..ini juga hnya bisa terjadi ketika masing2 bisa detil membaca bahasa tubuh, raut muka, intonasi suara, dan bertanya 'hari ini ada masalah apa"
Komunikasi harian bearti juga ada "sesi berbagi masalah" sehingga ketika berkt tidur tdk ada yg menyimpan "sesuatu yang blm dikatakan" yg akan jadi beban. Bahkan jika bisa..bbrp keputusan hrs diambil, disepakati..jangan ditunda..kalopun suami terlalu lelah krn plg larut, setdknya sdh dibicarakan pagi hr sblm suami ergi jkluar rumah...
#hihihi ditungguin..jempolnya mulai keriting

#Tanya 8: Hepi. IIP Sby 1
Uhm..saya bahkan juga tdk pernah berpikir suami yg “pemberani” bs menjadikan istri juga berani mengambil keputusan, begitu bu?
Tambahan beda topik (hehe maaf bu, mumpung ada kesempatan tanya)
Bagaimana kita tau badai ada di pernikahan kita? Contoh badai kecil yg bs jadi besar misalnya apa bu? Kadang kita cuek cenderung abai dengan hal2 itu, dalam hati hanya bilang, ah biasa urusan rumah tangga, nnt juga reda.
Jawaban 8: Suami hrs pemberani...krn dia pengambil keputusan..pemimpin rumah tangga...mmg istri tdk otomatis ikut berani...ya gakpapa..maksud saya..sdh istrinya tdk berani suami penakut juga..akan jd pasangan yg lemah.
Spt saya sampaikan...awalan badai ada di komunikasi, kalo ada masalah komunikasi itu artinya sdh ada badai kecil
Misal...
Istri tdk bisa lg terbuka cerita sama suami..
Suami istri saling memendam masalah, mrasa saling tdk enak kalo bicara hal2 tertentu, saling menghindari konflik
Istri merasa tdk dipahami suami. Suami merasa istri tdk taat..dan semaunya sendiri
Suami istri kurang banyak momen sentuhan, hubungan seks hambar...
��������
Tanda tanda badai

#Tanya 9: Ida nayu,  IIP surabaya
Saya merasa belum menemukan "klik" saat komunikasi dengan suami.
Dulu saya memilih diam.  Tapi ternyata itu bukan solusi.
Lalu saya pilih cara "menyampaikan", saya menyampaikan apa yang saya inginkan.  Walaupun gak terwujud,  ataupun gak didengar,  tapi ada rasa lega.
Tapi sekarang,  saya sedang merasa capek.  Seolah cuman saya yang membangun jalinan komunikasi.  Gak ada yang bantuin.
Mohon tispnya bu Ani...

Jawaban 9: Cara penyampain yg mungkin perlu dimodifikasi...
Ketika suami datang...pastikan rumah sdh rapi...tdk ada yg berantakan..makanan enak sdh tersaji...dan dandaaan yg cantik..jangan pakai pakaian kusut
Tanyakan kebutuhannya..mau air panas..kopi..teh apalah segala macam....
Tahan dulu mo ngomong apa...tanya dulu kisah suami hr itu..bete gak dia..pokoknya jd pendengar yg baik....tanya dulu..capek apa enggap...kalo capek dipijitin dulu..kalo dielus2...minta tambah..tambah sekalian daaaah...
Intinya "berikan pelayanan memuaskan" baru komunikasikan apa yg diinginkan.
Lhaaa...abis dilayani tidur pulas bu ani....hehe..ya uda bu..tisur aja sekalian..ngomong pengen apanya besok pagi aja...
Para istri yang melayani suami dg baik..akan selalu didengar apapun permintaanya oleh suami..itu prinsip

Closingnya nie...
Tugas utama istri salah satunya ialah memberikan rasa tentram pada suami..para suami menikahi perempuan utk mendapat rasa tentram
Ini tafsiran Ar Rum 21 yang selalu dipasang diundangan penikahan..
Naaah...masalahnya...kita para perempuan ini lebih banyak menjadi beban buat suami atau bisa jadi penyenang buat suami???
Padahal kalo kita menentramkan hati suami..suami baru bisa menjalankan tugas sebagai pemimpin rumah tangga dengan baik.
#marikitarenungkan

Komunikasi Produktif oleh : Dodik Mariyanto

Tema : Komunikasi Produktif
oleh : Dodik Mariyanto

“Suami saya tidak pernah berkomunikasi, Pak. Kalau j di rumah dia cuma diaaam saja.”

Pernah mendengar kalimat di atas?
Mari kita luruskan dulu, barangkali yang dimaksud adalah sang suami sedikit berbicara dengan sang istri (dan mungkin juga dengan anak-anaknya). Dalam konteks hubungan antar manusia, tidak mungkin orang tidak berkomunikasi. Bahkan ketiadaan pesan adalah juga sebuah pesan.

“Biasanya Mas seminggu sekali pasti telepon. Ini sudah 3 minggu kok tidak ada kabar beritanya?”

Anda menangkap pesannya?

Pesan dapat diwujudkan dalam kata-kata, ekspresi wajah, sorot mata, gerak tangan, gerak tubuh dan juga bahkan dalam diam. Setiap elemen memiliki daya. Ada kalanya suatu pesan powerful saat disampaikan dengan kata-kata, adakalanya cukup dengan ekspresi wajah, atau bahkan diam lebih berdampak besar.

Setiap orang juga bisa punya gaya sendiri, yang sesuai dengan dirinya. Tokoh berikut mungkin dapat member gambaran: Soekarno kuat dengan kata-katanya, tulisan dan juga aspek visualnya. Sementara Soeharto banyak mengirimkan pesan dengan diam dan senyumnya.

Anda bisa membayangkan film Mr. Bean dipenuhi dengan kata-kata?
Lalu bagaimana kita bisa mengetahui gaya komunikasi yang cocok untuk kita? Bagaimana kita tahu pola komunikasi yang paling efektif untuk kita?

Cara sederhana adalah ikuti aturan ‘Look for the response ~ I’m responsible for my communication results.’

Lihatlah respon dari kawan bicara kita. Apakah ia mengerti dengan baik? Apakah ia menerima pesan kita dengan baik? Apakah ada penolakan? Apakah ada ketidaksukaan? Dll.
Lalu kita belajar bahwa apapun respon dari kawan komunikasi kita itu SEPENUHNYA adalah tanggung jawab kita sebagai pengirim pesan (komunikator).

Mari belajar untuk tidak menyalahkan kawan bicara kita atas ketidakmengertiannya, kesalahpahamannya, hasil yang keliru, dsb.
Latihan dasar, coba perhatikan apakah kehadiran kita ketika anak-anak dan suami/istri sedang kumpul menambah kegembiraan? Atau justru menghadirkan persoalan?
Perhatikan perubahan itu terjadi sejak awal kita bergabung? Di tengah? Atau di akhirnya? Pada saat kita mengucapkan kata apa? Atau saat kita bertingkah seperti apa?
Cermati apakah hal itu berulang terjadi?
Apakah Anda ingin mengubahnya? Menghilangkannya? Atau mempersering kemunculannya?

Gaya komunikasi kita bukanlah sesuatu yang ujuk-ujuk terjadi, bukan warisan dari leluhur. Gaya komunikasi kita adalah kristalisasi dari latihan berulangkali dan bertahun-tahun, baik latihan itu kita sadari dan kita rencanakan, ataupun kita tidak sadar telah melatihnya setiap hari, setiap jam dan setiap menit dengan mengulang-ulang memakainya di setiap kesempatan.

Gaya komunikasi kita akan banyak memberi warna kepada anak-anak kita. Anak-anak adalah pencontoh yang baik. Adakah kita sudah menjadi contoh yang baik? Apakah kita memiliki gaya komunikasi yang unggul?

Mari berlatih.

"Deteksi Dini Difabel/disabilitas/ABK pada Anak"

Resume Kulwaap IIP Solo Raya & Yogya

"Deteksi Dini Difabel/disabilitas/ABK pada Anak"

Narasumber : Risris Rissyanah Kartaatmadja

CV Nara Sumber
TTL : Jakarta, 13 September 1976
Alamat : Tanggerang, Banten
Pendidikan : Informatik und Multimedia Fachhochschuele Karlsruhe Germany
Pekerjaan :
-Dosen
-Manajer Cabang Rumah Autis Tanggerang
-Direktur Naura Family EduCenter
-Divisi Litbang PT Nuansa Daya Persada
-Pengajar ketrampilan menjahit kelas tuna rungu Skh Salsabila

Materi :
1. Identifikasi Anak Autis : #Diagnosa autis dpt terdeteksi jika jumlah gejala dari masing2 aspek minimal 6.
#Aspek Interaksi sosial : kontak mata kurang,ekspresi datar,gerak kurang fokus,menolak dipeluk,cuek,nangis/
tertawa tanpa sebab,tdk tertarik mainan,bermain dgn benda yg bukan mainan,tdk bisa bermain dgn sebaya,tdk simpati.

#Aspek Bahasa : lambat bicara,sulit komunikasi,memakai bahasa aneh & berulang,bermain monoton,kurang imajinatif,kurang bisa meniru.

#Aspek Perilaku,Minat : mempertahankan satu minat/lebih dgn cara sangat khas/berlebihan,terpaku pd rutinitas yg tdk berguna,gerakan aneh & berulang,sering terpukau pd bagian benda.

2. Identifikasi Tunanetra : tdk mampu melihat,tdk mampu mengenali orang pd jarak 6 meter,kerusakan bola mata,sering meraba/tersandung,sulit mengambil benda kecil didekatnya,bola mata yg hitam berwarna keruh/bersisik/kering,peradangan hebat pd bola mata,mata terus bergoyang.

3. Identifikasi Tunarungu : tdk mampu mendengar,terlambat perkembangan bahasa,sering komunikasi dgn isyarat,kurang tanggap jika diajak bicara,ucapan tdk jelas,suara aneh/monoton,berusaha mendengar dgn memiringkan kepala,perhatian pd getaran,telinga keluar nanah.

4. Identifikasi Tunadaksa : anggota gerak kaku/lemah/lumpuh,sulit bergerak,bagian tubuh tdk sempurna,cacat pd alat gerak,jari tangan tdk dpt menggenggam/kaku,hiperaktif.

5. Identifikasi Tunagrahita : penampilan fisik tdk seimbang,tdk dpt mengurus diri sendiri sesuai usia,lambat bicara,kurang peka lingkungan,gerak tdk terkendali,sering keluar liur.

6. Identifikasi Lamban Belajar : prestasi rendah,lambat menyelesaikan tugas akademik,daya tangkap rendah,pernah tdk naik kelas.

7. Identifikasi Disleksia : sulit mengingat data,sulit mengenal arah,sulit memahami waktu,sulit mengeja,tidak lengkap dlmmenggambar,sulit memahami peta/grafik,sulit memahami bacaan.

8. Identifikasi Anak Diskalkulasi : kesulitan belajar berhitung.

9. Identifikasi Tunalaras : membangkang,mudah marah/emosi,agresif,melanggar aturan.

10. Identifikasi Anak Berbakat (memiliki kemampuan & kecerdasan luar biasa) : cepat membaca pd usia muda,kemampuan verbal tinggi,Minat yg luas terhadap urusan orang dewasa,mandiri,inisiatif,tanggap,banyak ide,cerdas,empati,analisis tajam,kritis,intuisi,senang eksperimen,imajinatif,daya ingat & kosentrasi tinggi,prestasi,sintesis,punya daya abstraksi

Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus : sebutan bagi anak2 yg dalam tumbuh kembangnya memiliki kebutuhan khusus berbeda pd anak pd umumnya baik dalam hal perkembangan mental,kognitif,kemampuan sensorik,komunikasi,tingkah laku maupun kondisi fisiknya.

#Klasifikasi ABK berdasarkan Life Function :
1. High function : anak dgn kemampuan & kapasitas fungsi hidup diatas rata2 seperti anak jenius,anak berbakat,anak indigo.

2. Low function : anak dgn kapasitas & kualitas hidupnya dibawah rata2 tumbuh kembang anak pd umumnya,kadang jg mengalami kendala fisik & butuh bantuan dalam kemandirian pribadi,gerak maupun kemandirian sosial.

# Klasifikasi ABK berdasarkan kendala tumbuh kembang :
*kendala fisik : tuna rungu,tuna netra,tuna daksa
*kendala perkembangan : retardasi mental, autisma, cerebral palsy, down sindrom, ADHD/ADD, Diskalkulia, disgrafia, disleksia, gangguan emosi.

Pertanyaan :
1⃣ Bunda Richie - Sukoharjo
Apa saja kemungkinan pendidikan buat mereka ( Anak Autis ) ??

➡ Kalau ditanya kemungkinan pendidikan buat anak dengan autistik maka kemungkinannya akan luas sekali. Sama seperti anak lain maka anak dengan spektrum autisma punya peluang pendidikan sesuai dengan kemampuannya. Jadi yg perlu dilakukan adalah ibu memetakan dulu kemampuan Anak dengan Autisma. Apa kekurangan yg perlu ditangani dan dimana kelebihan yg bisa ditingkatkan.
2⃣ Bunda Pipie
Pertanyaan: Anak kedua saya  yang kelas satu, berusia 7 tahun. Belum lancar membaca, belum dapat memahami kalimat, tapi sudah dapat menulis. Setiap diajak belajar selalu cemberut dan tidak suka. Ada perasaan tidak senang terlebih dahulu. Lalu bagaimana agar anak saya suka membaca dan belajar ya?

➡ Jawaban:
Mengajari anak membaca kalau menurut berbagai teori pengasuan adalah dimulai dengan conto dari keluarga terutama ibu untuk suka membaca. Kalau dari sisi praktisi anak maka pertanyaan mendasar saya adala apakah anak sudah melalui fase tumbuh kembangnya? Sebab kesiapan akademis berada pada hierarki teratas perkembangan sensori. Apakah anak suda memiliki control dua sisi tubuhnya? Apakah anak sudah memiliki persepsi visual yang baik?
Jika ananda tipikal pembelajar kinestetik dengan konsentrasi rendah yang susah focus diam belajar menghadap buku, maka dalam proses belajar yang rumit (menulis artinya anak melihat symbol, kemudian menerjemahkannya di otak, lalu otak memerintahkan system otot dan sendi bahu lengan atas pergelangan tangan dan jari untuk meniru symbol yang ia lihat) kalau perkembangan persepsi visual serta system otot dan sendinya tidak siap maka menulis akan menjadi proses yang menyiksa buat anak, karenanya anak menghindari menulis.

3⃣ Nissa: Apa saja kendala abk dalam dunia kerja? Seberapa siap abk terjun ke dunia kerja (abk: rungu, wicara, daksa, netra.)?

➡ Jawaban : Kalau ABK dengan tuna rungu, netra, dan daksa sebenarnya peluang berkarya mandiri banyak sekali. Karena kognitif teman teman rungu, netra, dan daksa itu sama seperti mereka yang umum. Jadi apapun yang teman – teman “normal” lakukan dapat dilakukan oleh mereka dengan beberapa bantuan tertentu. Bisa jadi pelukis hingga politisi. ( di daerah ciputat tangerang sini, ada caffe yang seluruh pekerjanya itu ATR. Sementara di LP3I Pondok Gede Bekasi salah satu pengajarnya Tuna Netra. Untuk deteksi ABK sejak dini bisa dilakukan sbelum anak usia 2 tahun, nanti saya lampirkan table diagnosa abk dari perkembangan secara umum.

4⃣ Bunda Ervina: Pelatihan dasar apa  yang harus orangtua berikan kepada ABK untuk membantu mereka mandiri ? Terutama mandiri dalam urusan pribadi diri mereka?

➡Jawaban : Intervensi dasar kemandirian itu dimulai dari kebutuhan terapi anak, baik okupasi, sensori Integrasi maupun perilaku. Pada beberapa anak perlu juga  fisio terapi. Anak tidak bisa serta merta dilatih makan sendiri atau toileting bila masalah motoric kasar maupun halusnya masih bermasalah. Perlu juga dilihat apakah anak punya masalah penginderaan / sensori.
5⃣ Untuk pertanyaan lain yang tidak tercantum, tersebab dilanjutkan via jalur pribadi.

Terima kasih atas semua pertisipasi bunda sekalian.

Jika ada ada kata atau tulisan yang kurang berkenan saya mohon maaf, sekian dari saya.

Semoga senantiasa dimudahkan berkumpul dimajelis ilmu pemberat amal ibadah di yaumul hizab.

Terima kasih bunda ^^ Salam Semangat Menebar Manfaat.
Wassalamualaykum.Wr.wb

Psycho Coffee Morning ☕ Oleh : Ani Ch, penulis buku & praktisi pendidikan keluarga Kemandirian (bagian 3)

☕ Psycho Coffee Morning ☕

Oleh : Ani Ch, penulis buku & praktisi pendidikan keluarga

Kemandirian (bagian 3)

��������������������

Beberapa tahun yg lalu, yayasan tempat saya bekerja membuka lowongan untuk posisi guru baru. Biasanya, aplikasi lamaran dikirim via pos atau kurir, namun beberapa pelamar juga ada yg datang sendiri menyerahkan dokumen aplikasi. Secara umum, para pelamar yg datang ini dinilai lebih serius dalam proses pengajuan aplikasi. Namun, ada 1 orang yg kedatangannya dinilai sangat mengherankan, sebab dia datang ditemani oleh ibunya. Bahkan yg berbicara utk menyampaikan maksud pd resepsionis adalah ibunya, si pelamar ybs berdiri manis di belakang ibunya.

Seluruh penghuni kantor hampir pada menoleh ketika si ibu bilang, "Permisi, anak saya mau mengajukan surat lamaran kerja". Alaaaamaaakkk, mosok yo calon guru bisu, sampe ibu e sing ngomong...nggak mungkin kan kalo bisu

Ketika si ibu & anak pergi, semua orang pada menggerutu, "anak tidak mandiri kok ngelamar jadi guru, ngurus dirinya sendiri gak bisa, sampe ngasi lamaran dibantu ibunya. Mana bisa dia ngelola murid2?"

��������������������

Teman, si anak pelamar kerja ini sangat mungkin adalah anak yg pemalu..atau pendiam, atau tipe yg tdk mudah percaya diri..whatever lah..tapi dia memang jelas termasuk kategori tidak mandiri. Di usia nya yang sudah kepala 2, sudah lulus kuliah sajana pula, melamar kerja ditemani ibu jelas termasuk indikasi ketidakmandirian.

Anak ini sangat mungkin tuntas kemandirian fisik, bisa makan minum mandi dan tidur sendiri. Mungkin juga dia sudah tuntas kemandirian psikis, bisa mengelola waktu & aktivitas. Tapi jelaaaaasss, si anak belum tuntas kemandirian level 3, kemandirian sosial.

��������������������

Teman, kemandirian sosial adalah kemandirian dalam aktvitas sosial, ketika berhubungan dengan orang lain dapat bersosialisasi tanpa tergantung keberadaan orang lain. Kemandirian ini perlu dilatih sejak dini, dan semakin tambah usia makin kompleks bentuknya.

Beberapa jenis latihan kemandirian sosial di usia dini,
��bermain dengan teman sebaya tanpa ditemani orangtua
��menceritakan keinginan pada orang lain.
��pergi kerumah tetangga tanpa diantar
��dapat ditinggal bersama saudara yang dikenal

Latihan kemandirian sosial ketika usia sekolah,
��dapat ditinggal di sekolah bersama guru
��mematuhi peraturan di sekolah
��pergi belanja di toko dekat rumah
��bermain bersama teman sebaya di sekitar rumah
��menceritakan pengalaman pada orang lain.
��menyampaikan pesan dari 1 orang ke orang yg lain

Ketika diatas usia 10 tahun, diharapkan makin meningkat kemampuannya, antara lain,
��dapat pergi ke sekolah tanpa di antar
��dapat berbelanja di luar komplek rumah
��dapat mematuhi aturan & etika di jalan raya
��dapat menerima tamu ketika tidak ada orang dewasa di rumah
��dapat menginap di rumah saudara/untuk acara sekolah
��mengikuti sebuah klub/punya komunitas persahabatan untuk pengembangan hobi

Ketika sudah di atas 15 tahun, latihan kemandirian bisa ditingkatkan terus, dengan beberapa kesempatan antara lain,
��dapat bepergian di kota nya sendirian
��dapat melakukan perjalanan keluar kota bersama teman sebaya
��mampu bicara dengan orang yg tidak dikenal
��dapat bergabung dalam suatu aktivitas organisasi
��dapat mematuhi aturan masyarakat secara umum.

��������������������

Berbagai macam latihan di atas bertujuan untuk melatih anak dalam mengendalikan diri ketika berada dalam berbagai konteks sosial, diharapkan terbentuk 3 keterampilan, yaitu :
��adaptasi, anak dapat masuk dalam lingkungan sosial dan menyesuaikan diri, dapat menyampaikan pikiran & perasaannya, juga bisa menerima pikiran & perasaan orang lain tanpa didampingi oleh orang dewasa.
��penerimaan otoritas, anak dpat memahami aturan & orang yg menegakkan aturan tanpa bimbingan org dewasa, serta dapat membuat dirinya mengikuti aturan tsb dg menahan keinginan2 pribadi yg tdk sejalan dg aturan
��resolusi konflik, adalah kemampuan untuk menyelesaikan masalah2 sosial yg terjadi ketika sdg membangun hubungan seperti perbedaan atau perselisihan.

��������������������

Teman, kemandirian sosial adalah level mandiri yang tidak mudah utk dicapai. Tetapi ketika sejak usia dini anak2 diberi kesempatan sosial yg cukup, keterampilan akan terbangun secara bertahap. Intinya, mereka hanya butuh KESEMPATAN agar BISA & TERBIASA dalam bersosialisasi. Terlalu melindungi anak2 krn takut dunia luar 'mencemari' anak kita bisa jadi penghalang terbentuknya kemandirian sosial.

Apakah artinya org2 pemalu, pendiam, hamya punya teman sedikit tidak akan punya kemandirian sosial? Tentu saja tidak...menjadi pendiam pemalu bisa jadi adalah pilihan sikap nyaman bagi pribadi tertentu, dan org2 spt ini jika masih bisa adaptasi, bisa menaati aturan, dan mampu menyelesaikan konflik, itu artinya dia masih punya kemandirian sosial.

Psycho Coffee Morning ☕ Oleh : Ani Ch, penulis buku & praktisi pendidikan keluarga Kemandirian (Bagian 2)

☕ Psycho Coffee Morning ☕

Oleh : Ani Ch, penulis buku & praktisi pendidikan keluarga

Kemandirian (Bagian 2)

��������������������

Awal jadi guru BK, aku dapati satu muridku yg agak konyol..Bayangkan dia sudah kelas 1 SMA, tetapi tiap malam dia telpon walikelasnya utk tanya jadwal pelajaran besok. Ketika di sekolah, seringkali dia menelfon org rumahnya utk mengirimkan perlengkapan sekolahnya yg tertinggal...alaaamakk, parahnya ini anak.

Jelas...anak ini tidak mandiri bukan? Meskipun dia bisa makan sendiri, mandi sendiri, pakai baju sendiri, pakai sepatu sendiri...dia mungkin masih bisa melakukan aktivitas kemandirian fisik, tapi belum tuntas kemandirian level 2, kemandirian psikis.

��������������������

Ada anak bisa makan sendiri, tetapi nunggu dipanggil. Ada anak baru berangkat sholat ketika disuruh. Ada anak bisa belajar sendiri, tetapi harus diingatkan dulu. Inilah contoh2 lain dari tidak tuntasnya kemandirian psikis.

Bayangkan betapa bahayanya di masa depan, jika karakter semacam ini dibawa hingga dewasa. Pernah kulihat seorang karyawan selalu datang terlambat dikantor tiap pagi. Pernah kudapati anak buah yg selalu harus diingatkan utk membuat laporan tugasnya selesai, padahal dia tahu jobdes rutin itu. Pernah kulihat ada seorang ibu yg mengirim bekal anaknya yg sekolah TK setiap hari (mosok yoo lali ben dino, jek). Yg begini ini, bisa kurang  latihan kemandirian psikis waktu kecil.

��������������������

Teman, kemandirian level 2, kemandirian psikis, adlah kemampuan untuk mandiri dalam melakukan aktivitas tanpa inisiatif orang lain..Contoh aktivitas sehari-hari yg perlu dilakukan
��menata keperluan pribadi
��memiliki jadwal kegiatan
��memilih barang & pakaian yg dibutuhkan
��mengelola uang saku
��melakukan aktivitas sesuai waktunya
��melakukan aktivitas tanpa diingatkan
��melakukan proses memilih ketika beraktivitas

Harapannya, anak2 usia SD sudah memasuki pelatihan kemandirian level ini, sehingga ketika masuk usia SMP atau SMA tinggal proses pematangannya saja.

Tujuan umumnya agar anak memiliki manajemen diri, khususnya manajemen waktu & manajemen aktivitas, juga terjadinya proses pengambilan keputusan serta pengendalian diri.

��������������������

Prinsip BISA & TERBIASA berlaku juga disini. Seorang anak yg bisa membuat jadwal kegiatan tetapi tidak terbiasa menjalankannya, maka tidak akan tuntas kemandirian ini.

Kendala utama proses pelatihan kemandirian ini adalah sikap tidak tega orangtua sehingga membantu, sikap tidak sabar orangtua yg membuatnya turut campur aktivitas anak, dan sikap tidak yakin orangtua pada anaknya untuk mampu melakukan semua itu sehingga anaknya sering ragu & tdk percaya diri dlm beraktivitas krn takut salah. Jadi, mari kita hindari 3 sikap ini.

Psycho Coffee Morning ☕ Oleh : Ani Ch, penulis buku & praktisi pendidikan keluarga Kemandirian (bagian 1)

Psycho Coffee Morning ☕

Oleh : Ani Ch, penulis buku & praktisi pendidikan keluarga

Kemandirian (bagian 1)

Dalam sebuah sesi training parenting, seorang ibu bertanya, "Apa sih gunanya mengajari anak makan tanpa disuapi? Anak jadi susah makan banyak, kotor krn makanan berceceran, lama juga akhirnya makannya, kan jadi ribet. Katanya untuk latihan kemandirian. Anak saya itu bisa makan sendiri, kan sudah cukup. Masak ya harus tiap hari dia makan sendiri, dia kan masih kecil. Saya ini, masih disuapi ibu saya sampai besar, ternyata bisa juga mandiri ketika besar, waktu sudah jadi ibu rumah tangga, saya akhirnya bisa juga masak, bersih2, ngurus rumah semuanya sendiri"

Ahhhh ibu...tapi Anda jadi orang yang agak mudah mengeluh, kurang sabar, & kurang telaten dalam menghadapi kesulitan..Lha anaknya makan lama & berceceran, kok ya ngersulo tho...

��������������������

Jawaban diplomatis kucoba dahulukan..aku nggak mungkin menghakimi sikap ibu yg mudah mengeluh ini....jadi kusampaikan bahwa untuk saat ini makan tanpa disuapi adalah media pematangan motorik kasar & motorik halus..kenapa di jaman dulu nggak penting, krn anak2 main fisik setiap hari, gobak sodor, petak umpet, lompat tali, bekel, dakon, dsb..dan ini cukup utk mematangkan motorik. Lha anak jaman sekarang waktu luangnya untuk televisi & gadget..kurang media pematangan motorik. Makannya aktivitas makan, yg menggerakkan bahu, siku, & pergelangan tangan bisa dianggap latihan motorik.

Sebenarnya memang semua aktivitas kemandirian fisik selain makan berkontribusi utk media 'latihan pematangan sistem motorik', dimana jika motorik matang maka akan mudah terbentuk atensi-konsentrasi, modal dasar belajar.

��������������������

Teman, makan tanpa disuapi adalah bagian dari keterampilan yg harus dikuasai anak agar memiliki kemandirian level 1 : kemandirian fisik, artinya kemandirian yg melebih banyak melibatkan aktivitas fisik. Apa saja selain makan...masih banyak
��Cuci tangan sendiri
��Makan minum sendiri
��Memakai & melepas baju
��Memakai & melepas atribut
��BAK & BAB sendiri
��Mandi & menyikat gigi
��Memberskan barang pribadi

��������������������

Teman, bukan cukup dengan membuat anak BISA melakukan itu semua. Meskipun setidaknya jika anak2 BISA, maka itu akan jadi bekal hidupnya di masa mendatang agar bisa 'melayani dirinya sendiri', sehingga tidak butuh banyak bantuan orang lain.

Yang tak kalah penting adalah bahwa anak2 juga TERBIASA melakukannya...dr kebiasaan dan rutinitas kemandirian fisik inilah yg akan melahirkan 'outcome' luar biasa.

Sebagaimana aktivitas renang bisa membuat jantung & paru2 lebih sehat, hanya jika RUTIN dilakukan, maka aktivitas kemandirian fisik ini juga bisa menghasilkan hal2 berikut jika bisa menjadi kebiasaan,
��tumbuhnya tanggung jawab pribadi
��munculnya daya juang & sikap tidak mudah mengeluh
��munculnya kemampuan mengendalikan diri.

Kok bisa? Bagi anak2 aktivits kemandirian fisik adalah "sesuatu yg tdk mudah dilakukan", nah jika yg "tidak mudah" ini sering dilakukan maka terjadilah banyak "pengalaman melakukan hal2 yg tidak mudah", sehingga dg pengalaman itu, terbentuklah karakter tsb diatas.

Sekali lagi TERBIASA, kebiasaan memunculkan pengulangan perilaku, pengulangan perilaku membentuk karakter, karakter tumbuh menjadi bagian kepribadian.

��������������������

Suami Saya Lebih Sabar Pada Anak. Mengapa? Oleh: Ihsan Baihaqi Ibnu Bukhari

Tulisan : Suami Saya Lebih Sabar Pada Anak. Mengapa?

Oleh: Ihsan Baihaqi Ibnu Bukhari
Penggagas Program 1821 Kumpul Keluarga | www.auladi.net

Saya sering mendengar dan membaca sebagian ibu di luar sana mengatakan kalimat semacam ini:

"Abah Ihsan, suami saya melarang saya ikutan belajar parenting karena katanya 'teori doang' bukti nyata gak ada. Suami saya juga berkata dia tak ikutan parenting sana sini, buktinya dia lebih sabar menghadapi anak. Sedangkan saya masih saja tak sabaran".

Atau "Abah Ihsan, saya malu sebenarnya sama suami saya, tapi merasa beruntung juga. Suami saya tuh sabar banget menghadapi anak dan lebih sabar menghadapi anak daripada saya. Saya yang sudah ikutan belajar parenting lebih sering ke sana kemari malah masih sering kurang sabar dengan anak".

Boleh tidak setuju dengan saya. Para ayah normalnya memang secara alamiah: lebih sabar berlipat dari istri! Meski tidak pernah belajar parenting ke sana kemari sekalipun. Ini normalnya lho! Bahkan setidaknya 3x lipat lebih sabar daripada ibu. Kenapa?

Ada banyak faktor. Faktor utama adalah tentang durasi pertemuan ayah bertemu dengan anak jauh lebih sedikit dibandingkan si ibu. Kekurangan waktu ini kemudian dibayar dengan kesabaran dan rasa kasih yang memang belum disalurkan sejak berpisah dari pagi dengan anak.

Ini sekadar ilustrasi kasar. Jangan fokus ke ke akurasi angkanya, ini sekadar sample ilustasi saja. Tiap keluarga bisa memiliki kondisi berbeda, ini hanya keumuman.

Anggap di akhir pekan libur, Sabtu - Minggu, suami istri sama-sama punya skor yang sama berperan di keluarga. Lalu Pada hari kerja Senin - Jumat, katakanlah istri berperan sebagai ibu penuh waktu "mom stay at home". Selama bangun dari subuh pukul 04.30 sampe anak tidur 21.00, jam dengan anak (asumi anak belum sekolah), maka jam pertemuan ibu dengan anak: 16,5 jam.

Ayah? Setiap Senin - Jumat katakanlah ayah ini menjadi ayah yang punya peran selain pencari nafkah, juga melibatkan diri berkontribusi dalam urusan keluarga. Setiap pagi, mulai bangun subuh, ngajak ke masjid, dan quality time activity lainnya di pagi hari 04.30-07.00, berarti jam pertemuan fg anak 2,5 jam di pagi hari.

Lalu di sore dan malam hari, pulang kerja sampai rumah pukul 18.00. Sejak pukul 18.00 asumsikan doi yang merasa bertanggung jawab ini, mengambil peran lagi, melaksanakan program 1821, ngajak anak ke masjid, menemani anak belajar,  story time, mengantarkan anak ke tempat tidur sampai jam 21.00 berarti 3 jam.

Total jendral pertemuan ayah dengan anak Senin-Jumat: 5,5 jam. Ibu? 16,5 jam. Kira-kira perbandinganya 1:3.

Jika mau hitung-hitungan, ayah memiliki jam pertemuan dengan anak 3x lebih sedikit daripada ibu. Jadi normalnya ayah 3x lipat lebih sabar daripada ibu.

Karena itu, saya sering mengatakan pada para ayah yang mengaku lebih sabar dari istri:

Coba ayah urus anak selama 7 hari berturut-turut, tanpa istri tanpa pembantu. Sendirian! Ingat ya sendirian. Cukup dari 07.00-18.00.

Apakah setelah itu anda merasa lebih sabar dari istri?

Apa yang akan terjadi jika anda lakukan selama 365 hari?

Apakah setelah itu anda merasa lebih sabar dari istri?

Cobalah gantikan peran istri Anda di rumah, urus rumah dan anak tiap hari dari pagi. Selain rutinitas yang sama tiap hari menghadapi pemandangan yang sama: dapur, kasur, ketemu tukang sayur.

Apakah setelah itu Anda merasa lebih sabar dari istri?

Saya tidak tahu jawaban Anda. Tapi yang saya tahu ketika saya tanyakan ini pada ribuan ayah yang ikuti kelas-kelas pelatihan saya, mereka menjawab "oh tidak!" Bahkan ada yang berkata "jangankan 7 hari Abah, 1 hari aja pusing!"

Saya tidak tahu jawaban Anda. Tapi yang saya tahu ketika puluhan ayah di Korea Selatan ditantang ngurus anak hanya sekira 2x24 jam tanpa istri, dalam sebuah acara reality show tv korea, hampir semua ayah ini kerepotan luar biasa yang membuat sebagian besar ayah ini wajib merasa berterima kasih kepada istrinya.

Tak sedikit bahkan, setelah tantangan selesai sebagian ayah hampir sujud-sujud dan minta maaf sama istrinya. Karena mereka sudah merasakan, tidak mudahnya menjadi seorang ibu.

Karena itu, ini pesan saya buat para Ayah demi menjaga kekuatan energi istri Anda setidaknya 3 hal:

Pertama, jika Anda melihat istri mulai marah-marah tidak jelas, emosian tidak jelas: bantu istri Anda. "Sini anak-anak sama Ayah." Atau "Ada yang bisa Ayah bantu Bunda sayang?"

Kalimat sederhana itu akan membuat semangat mereka terjaga. Itulah suami yang bertanggung jawab. Bukan malah "kamu nih gak bener mendidik anak. Yang sabar dong!"

Gampang jika hanya menyalahkan! Tapi jika pun salah sebagai "imam" sesalah apapun istri kita, itu juga kontribusi kita di dalamnya yang tidak sensitif terhadap situasi istri.

Jika situasi berulang terlalu sering, saatnya istri Anda di upgrade suasana hatinya dan upgradw kompetensinya. Upgrade suasana hati dengan memberikan istri untuk melihat "pemandangan" berbeda. Jalan-jalan sepekan sekali, "couple time" tanpa anak dengan kita setidaknya sebulan sekali, keluar kota setahun 2x.

Upgrade kompetensi istri dengan berikan kesempatan istri belajar. Bantu ia untuk menghadiri majlis-majlis ilmu: seminar parenting, beli buku, halaqoh, dauroh, gabung komunitas yang baik-baik dll. insya Allah ini semua akan membantu.

Kedua, hentikan meremehkan perkara-perkara yang mungkin menurut kita sepele tapi tidak menurut mereka. Jangan biasakan ngomong pada istri "lebay deh". Karena kita tidak merasakan situasi seperti mereka. Ingat ya yang lebay menurut kita bisa jadi serius menurut orang lain.

Ketiga, untuk merasakan energi empati, sesekali sediakan waktu setidaknya 1x sepekan urus anak sendiri dari pagi sore, tanla istri. Saya sering melakukannya, dengan 5 anak saya (eh 6 deng baru nambah), saat istri ngaji ada acara dll. "Boleh bawa anak abah?" Saya katakan "Tidak! Itu acara ummi, bukan acara anak-anak."

Saat saya menjaga semua anak saya jalan ke mall atau jadi "dad stay at home!" Beuh! Berasa... Berasa sekali bray betapa hebatnya istri kitah!

Lalu untuk para ibu, jangan pernah menyerah dan jadi inferior "saya masih emosi gak sabar" dll. Normal moms shalihah.. Normal!

Quote salah satu member komunitas yang saya kelola: Yuk-Jadi Orangtua Shalih Community Jakarta Chapter Mom Liani mungkin bisa jadi referensi: "untung saya ikut parenting sana sini termasuk abahihsan, kalau saya gak ikut parenting sana sini bisa jadi anak saya sudah rusak lagi!"

Republished by
® Persaudaraan Muslim & Muslimah Indonesia ����
�� www.persaudaraanmuslimah.blogspot.com
�� Fp : Persaudaraan Muslim & Muslimah Indonesia

WE TRAIN OUR CHILDREN FOR THE JOBS THAT DON'T EXIST YET NOW

Tulisan dari Pak Pambudi (VP HR Citibank) cukup baik dan inspiratif:

WE TRAIN OUR CHILDREN FOR THE JOBS THAT DON'T EXIST YET NOW
-BUILDING LEARNING AGILITY FOR OUR NEXT GENERATION

(Kita mendidik anak-anak kita untuk pekerjaan yang sekarang belum ada).

Kadang-kadang saya cemburu dengan kakak-kakak saya. Mereka semua menjadi dokter. Dan saya masih ingat betapa mudahnya mereka menjelaskan pekerjaan mereka ke nenek saya di Magetan.
Saya memulai karier saya sebagai "artifical intelligence programmer".
Dan bayangkan bagaimana saya harus menjelaskan apa yang saya lakukan kepada nenek saya atau orang tua saya ketika mereka bertanya,"Gaweyanmu ke apa?" (What do you do for living?).

But perhaps this is life. Hidup berganti begitu cepat, bisnis is changing also so fast. Dan species yang paling sukses bukanlah yang paling kuat atau paling cerdas, tapi yang mampu beadaptasi dengan perubahan.
A lot of jobs we do now, did not even exist some years ago.
Banyak pekerjaan yang kita lakukan sekarang, memang belum ada pada jaman dulu.

Saya yakin pekerjaan seperti digital advertising, social media recruiter, actuaria, underwritter, big data analyst belum ada pada jaman orang tua kita (atau bahkan pada saat kakak-kakak kita belanja di Aldiron Plaza).
Dan kesimpulan yang sama bisa kita tarik bahwa job yang akan dilakukan anak anak kita nanti belum ada pada hari ini.
We dont even know the job that they will do in the future after they graduate fron their university.

Padahal mereka harus kita didik, kita latih, kita educate sekarang. 
Jadi bagaimana dong?
Ada 3 hal yang bisa

PERTAMA, Watch, read, observe and learn:
Pelajari apa trend yang akan terjadi di masa depan: 
1.a) Globalisasi
Think Global Act Global. 
Dunia sudah semakin kecil dan semakin sempit.
People will be connected with anyone, anywhere at any time.
People want to actively contribute in global initiative.

1.b) Urbanisasi
Kita tidak bisa menghindar dari kenyataan bahwa people will move to big cities (unfortunately), and modern lifestyle will continue to dominate the world.

1.c) Digitalisasi.
Everything will go digital: sales, marketing, e-commerce, banking, e-government.
They will be everywhere.
You have only 2 choices. D or D. Digitalize your self or Die.

1.d) Weconomy.
(Dari kata we dan econom)
Dengan terbukanya pasar global, global funding dan crowd funding akan mendominasi bisnis di masa depan.

1.e) Betterness
Di masa depan bisnis akan jauh lebih memikirkan bukan hanya pada short term profit (ehm..ehm... quarterly earning).
Semua bisnis akan memikirkn aspek sosial responsibility, environmental friendly, apa yang bisa mereka lakukan untuk berbuat baik kepada masyarakat dan bagaimana mereka berkontribusi untuk mewariskan bumi yang lebih hijau dan lebih baik ke generasi penerus kita

KEDUA,  Passion and Hardwork. 
Motivasi, dorong dan beri semangat ke mereka untuk belajarkeras dan bekerja keras. Agar mereka berprestasi semaksimal mungkin.
They still have to be the best in what they do.
The competition will be more difficult.
There is no choice, they have to:
- have passion, enjoy what they do
- work smarter and harder
- be open mind and continuously learn

KETIGA, Building Learning Agility.

Membentuk minat dan kemampuan untuk mempelajari hal hal yang baru.
Apapun yang mereka pelajari di sekolah dan universitas hanya mempersiapkank mereka untuk menyerap knowledge dan memecahkan masalah. Tetapi contentnya sendiri akan terus berubah.
Itulah mengapa saya merecruit Management Associates di perusahaan saya sekarang. Dan ternyata mereka berprestasi dengan sangat baik meskipun mereka bukan lulusan ekonomin atau akunting. Mereka ada yang lulusan teknik mesin, micro biology ...dll. Yang penting adalah bagaimana mereka mempunyai learning agility.
Kemampuan ini bisa dibentuk dengan cara:
- Expose to different things.
Daripada liburan ke Bali atau Singapore (atau ke US) tiap tahun, kenapa tidak ke Ujung Kulon, ke Badui, ke Vietnam, Mongolia, Mumbai, Manila.
It may not be fun. But you will expose them to different culture, language and places.
- Encourage them to learn at least 3 languages. Language skills will be important.
- Encourage them to learn a new hobby... music, aikido, pencak silat, polo air, rugby ....
- Encouge them to learn to take risk 
- Teach them to be open mind and accept different view/perspective on anything
- Continously ask them to get out of the comfort zone
- test their ability to handle difficult challenge/situation in their life.

TERAKHIR, train them to enjoy life.
Ajak mereka menikmati hidup.
Life is fun. Dari kecil ajak mereka melakukan hal hal yang mereka suka.
Mereka harus tahu.
Life is not a sprint. Life is a marathon.
Hidup adalah perjalanan panjang. Jaga stamina. Istirahat. Minum air. And enjoy your journey .....

Kita coba yuk?
Semoga dengan melakukan ini kita bisa mendidik generasi berikut yang lebih baik,  untuk masa depan Indonesia yang lebih cemerlang.

By the way, the title is about our children. 
But I am sure you understand that the NJconcepts that we share could also be applicable to our team, and ourselves.

“30 TAHUN MENDATANG ANAK KITA” Oleh : Ustadz Muhammad Fauzil Adhim

“30 TAHUN MENDATANG ANAK KITA”

Oleh : Ustadz Muhammad Fauzil Adhim

Jangan remehkan dakwah kepada anak-anak !

Jika telah terikat hatinya dgn Islam, mereka akan mudah bersungguh-sungguh menetapi agama ini setelah dewasa.
Jika engkau gembleng mereka untuk siap menghadapi kesulitan, maka kelak mereka tak mudah ambruk hanya karena langkah mereka terhalang oleh kendala2 yg menghadang.

Tetapi jika engkau salah membekali, mereka akan menjadi beban bagi ummat ini di masa yg akan datang.

Cemerlangnya otak sama sekali tidak memberi keuntungan jika hati telah beku dan kesediaan untuk berpayah-payah telah runtuh.

Maka, ketika engkau mengurusi anak2 di sekolah, ingatlah sejenak.
Tugas utamamu bukan sekedar mengajari mereka berhitung. Bukan ... !!!

Engkau sedang berdakwah.
Sedang mempersiapkan generasi yg akan mengurusi ummat ini 30 tahun mendatang.

Dan ini pekerjaan sangat serius. Pekerjaan yg memerlukan kesungguhan berusaha, niat yg lurus, tekad yg kuat serta kesediaan untuk belajar tanpa henti.

Karenanya, jangan pernah main2 dalam urusan ini.
Apa pun yg engkau lakukan terhadap mereka di kelas, ingatlah akibatnya bagi dakwah ini 30-40 tahun yg akan datang.

Jika mereka engkau ajari curang dalam mengerjakan soal saja, sesungguhnya urusannya bukan hanya soal bagaimana agar mereka lulus ujian. Bukan...
Yang terjadi justru sebaliknya, masa depan ummat sedang engkau pertaruhkan !!!

Tidakkah engkau ingat bahwa induk segala dusta adalah ringannya lisan untuk berdusta dan tiadanya beban pada jiwa untuk melakukan kebohongan.

Maka, ketika mutu pendidikan anak2 kita sangat menyedihkan, urusannya bukan sekedar masa depan sekolahmu. Bukan...

Sekolah ambruk bukan berita paling menyedihkan, meskipun hal ini sama sekali tidak kita inginkan.
Yang amat perlu kita khawatiri justru lemahnya generasi yg bertanggung-jawab menegakkan dien ini 30 tahun mendatang.

Apa yg akan terjadi pada ummat ini jika anak2 kita tak memiliki kecakapan berpikir, kesungguhan berjuang dan ketulusan dalam beramal ?

Maka..., ketika engkau bersibuk dgn cara instant agar mereka tampak mengesankan, sungguh urusannya bukan untuk tepuk tangan saat ini.
Bukan pula demi piala2 yg tersusun rapi.

Urusannya adalah tentang rapuhnya generasi muslim yg harus mengurusi umat ini di zaman yg bukan zamanmu.
Kitalah yg bertanggung-jawab terhadap kuat atau lemahnya mereka di zaman yg boleh jadi kita semua sudah tiada.

Hari ini, ketika di banyak tempat, kemampuan guru-guru kita sangat menyedihkan, sungguh yg paling mengkhawatirkan adalah masa depan ummat ini.
Maka, keharusan untuk belajar bagimu.

Wahai Para Guru..., bukan semata urusan akreditasi.
Apalagi sekedar untuk lolos sertifikasi.
Yang harus engkau ingat adalah: “Ini urusan ummat... Urusan dakwah.”

Jika orang2 yg sudah setengah baya atau bahkan telah tua, sulit sekali menerima kebenaran, sesungguhnya ini bermula dari lemahnya dakwah terhadap mereka ketika masih belia; ketika masih kanak2.
Mereka mungkin cerdas, tapi Adab dan Iman tak terbangun.

Maka, kecerdasan itu bukan menjadi kebaikan, justru menjadi penyulit bagi mereka untuk menegakkan dien.

Wahai Para Guru..., belajarlah dgn sungguh2 bagaimana mendidik siswamu.

Engkau belajar bukan untuk memenuhi standar dinas pendidikan.

Engkau belajar dgn sangat serius sebagai ibadah agar memiliki kepatutan menjadi pendidik bagi anak2 kaum muslimin.
Takutlah engkau kepada Allah ‘Azza wa Jalla.
Sungguh, jika engkau menerima amanah sebagai guru, sedangkan engkau tak memiliki kepatutan, maka engkau sedang membuat kerusakan.

Sungguh, jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, tunggulah saatnya (kehancuran) tiba.

Ingatlah hadist Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari:

إِذَا ضُيِّعَتِ اْلأَمَانَةُ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ. قَالَ: كَيْفَ إِضَاعَتُهَا يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: إِذَا أُسْنِدَ اْلأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ.

“Jika amanah telah disia-siakan, maka tunggulah hari Kiamat.”

Dia (Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu) bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimanakah menyia-nyiakan amanah itu ?”

Beliau menjawab, “Jika satu urusan diserahkan kepada bukan ahlinya, maka tunggulah hari Kiamat!”
{HR. Bukhari}

Maka, keharusan untuk belajar dengan sungguh2, terus-menerus dan serius bukanlah dalam rangka memenuhi persyaratan formal semata-mata.
Jauh lebih penting dari itu adalah agar engkau memiliki kepatutan menurut Dien ini sebagai seorang murabbi (guru).

Sungguh, kelak engkau akan ditanya atas amanah yg engkau emban saat ini.

Wahai Para Guru..., singkirkanlah tepuk tangan yg bergemuruh. Hadapkan wajahmu pada tugas amat besar untuk menyiapkan generasi ini agar mampu memikul amanah yg Allah Ta'ala berikan kepada mereka.
Sungguh, kelak engkau akan ditanya di Yaumil-Qiyamah atas urusanmu.

Jika kelak tiba masanya sekolah tempatmu mengajar dielu-elukan orang sehingga mereka datang berbondong-bondong membawa anaknya agar engkau semaikan Iman di dada mereka, inilah saatnya engkau perbanyak istighfar.

Bukan sibuk menebar kabar tentang betapa besar nama sekolahmu.
Inilah saatnya engkau sucikan nama Allah Ta’ala seraya senantiasa berbenah menata niat dan menelisik kesalahan diri kalau2 ada yg menyimpang dari tuntunan-Nya.
Semakin namamu ditinggikan, semakin perlu engkau perbanyak memohon ampunan Allah ‘Azza wa Jalla.

Wahai Para Guru..., sesungguhnya jika sekolahmu terpuruk, yg paling perlu engkau tangisi bukanlah berkurangnya jumlah siswa yg mungkin akan terjadi.
Ada yg lebih perlu engkau tangisi dgn kesedihan yg sangat mendalam.

Tentang masa depan ummat ini; tentang kelangsungan dakwah ini, di masa ketika kita mungkin telah tua renta atau bahkan sudah terkubur dalam tanah.

Ajarilah anak didikmu untuk mengenali kebenaran sebelum mengajarkan kepada mereka berbagai pengetahuan.

Asahlah kepekaan mereka terhadap kebenaran dan cepat mengenali kebatilan.
Tumbuhkan pada diri mereka keyakinan bahwa Al-Qur’an pasti benar, tak ada keraguan di dalamnya.
Tanamkan adab dalam diri mereka.
Tumbuhkan pula dalam diri mereka keyakinan dan kecintaan terhadap As-Sunnah Ash-Shahihah.

Bukan menyibukkan mereka dgn kebanggaan atas dunia yg ada dalam genggaman mereka.

Ingat do’a yg kita panjatkan:

"اللهُمَّ أَرِنَا الحَقَّ حَقّاً وَارْزُقْنَا التِبَاعَةَ وَأَرِنَا البَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ"

“Ya Allah, tunjukilah kami bahwa yg benar itu benar dan berilah kami rezeki kemampuan untuk mengikutinya.
Dan tunjukilah kami bahwa yg bathil itu bathil, serta limpahilah kami rezeki untuk mampu menjauhinya.”

Inilah do’a yg sekaligus mengajarkan kepada kita agar tidak tertipu oleh persepsi kita.
Sesungguhnya kebenaran tidak berubah menjadi kebatilan hanya karena kita mempersepsikan sebagai perkara yg keliru.
Demikian pula kebatilan, tak berubah hakekatnya menjadi kebaikan dan kebenaran karena kita memilih untuk melihat segi positifnya.

Maka, kepada Allah Ta’ala kita senantiasa memohon perlindungan dari tertipu oleh PERSEPSI SENDIRI.

Pelajarilah dgn sungguh2 apa yg benar; apa yg haq, lebih dulu dan lebih sungguh2 daripada tentang apa yg efektif.
Dahulukanlah mempelajari apa yg TEPAT daripada apa yg MEMIKAT.

Prioritaskan mempelajari apa yg BENAR daripada apa yg penuh GEBYAR.
Utamakan mempelajari hal yg benar dalam mendidik daripada sekedar yg membuat sekolahmu tampak besar bertabur gelar.

Sungguh, jika engkau mendahulukan apa yg engkau anggap mudah menjadikan anak hebat sebelum memahami betul apa yg benar, sangat mudah bagimu tergelincir tanpa engkau menyadari.

Anak tampaknya berbinar-binar sangat mengikuti pelajaran, tetapi mereka hanya tertarik kepada caramu mengajar, tapi mereka tak tertarik belajar, tak tertarik pula menetapi kebenaran.

Dakwah terhadap anak  harus kita perhatikan.
Kesalahan mendidik terhadap anak kecil, tak mudah kelihatan.
Tetapi kita akan menuai akibatnya ketika mereka dewasa

Memunculkan dan Mengembangkan Bakat Anak

�� Resume Kulwap Gabungan
IIP Jkt 01 & Jkt 02

��Selasa, 26 April 2016

����Mira Kurniasari (Bunda Rahma, Zava Cake)

��Materi Kulwap
�� Memunculkan dan Mengembangkan Bakat Anak

APAKAH INI BAKAT ANAK SAYA?

Bakat itu bukan Takdir seperti judulnya buku Mas Bukik Setiawan.

Awalnya bakat bisa terbentuk dari stimulan yang bervariasi dan memadai, lalu muncul minat anak sehingga anak merasa senang dan mudah (ENJOY & EASY) menjalani aktivitasnya.  Oleh karena itu bisa didefinisikanminat anak adalah ketertarikan anak pada objek atau aktivitas tertentu.

Minat anak dipengaruhi oleh kecerdasan majemuk seorang anak dan stimulan yang didapat anak. Anak itu unik, yang memiliki proporsi kecerdasan majemuk yang berbeda.

Kecerdasan majemuk menurut  Howard Gardner  adalah kemampuan biopsikologis dalam mengolah informasi untuk menyelesaikan persoalan atau menciptakan karya. Kecerdasan majemuk meliputi kecerdasan aksara, visual dan spatial, logika, alam, music, interpersonal, intrapersonal, dll.

Setelah itu ada proses6 untuk meningkatkan kemampuannya secara konsisten hingga mencapai tingkat-tingkat keahlian tertentu (EXCELENT) bahkan bisa "menghasilkan" untuk menjalani kehidupannya (EARN). Pada tahap ini bisa dikatakan itu bakat anak yang dipahami sebagai kemampuan untuk melakukan suatu tindakan pada tingkat keahlian tertentu(temantakita.com).

Komunikasi orang tua dengan anak tentang bakatnya sangat penting antara lain apa potensi, minat dan bakat anak, apa tujuan mengembangkan bakatnya itu, apa aktivitas yang asik untuk mengasah bakatnya itu termasuk hal-hal yang penting dalam proses tersebut  Hal ini upaya mencegah anak merasa terpaksa bahkan bisa menyebabkan anak lelah hingga berhenti dalam aktivitas bakatnya.

Bagaimana mengasah bakat anak? Sering kali anak-anak lebih cepat belajar sendiri dari pada dibimbing. Saat ini semakin mudah setiap orang untuk mempelajari sesuatu. Yang bisa dilihat, bagaimana konsistensi anak untuk terus meningkatkan kemampuannya. Nyantrik atau magang bisa menjadi  proses untuk mengasah kemampuan bakat secara lebih luas. Bukan hanya kemampuan bakat saja yang diasah tapi kemampuan lain yang akan mendukung kemampuan bakatnya itu.

Orang tua bisa membantu melihat kesempatan yang bisa diambil anak. Bagi orang tua memang perlu kesabaran dalam menjalani proses semua ini serta membuka diri terhadap berbagai kesempatan dan perubahan yang bisa terjadi.

©IIP Jakarta

����������������

❓Sesi Tanya Jawab❓

1⃣ Usia berapakah bisa dikatakan anak berbakat di suatu bidang, bukan sekadar kegemaran sementara? Apakah bakat dan minat selalu berjalan beriringan?

���� Mira: Saya memandang bakat adalah proses yang konsisten dilakukan oleh seorang anak untuk terus meningkatkan kemampuannya di bidang tertentu hingga suatu tingkat keahlian.
Tidak ada patokannya usia, umurnya dinyatakan berbakat saat mencapai suatu tingkat keahlian tertentu.

Minat dan bakat tidak selalu seiring karena minat anak sangat mungkin mengikuti trend.

2⃣Bagaimana awal mulanya zava cake?
Ida, IIPJkt02

���� Mira: Anak anak mulai memasak dan membuat kue sejak 7 th. Anak anak senang melihat YouTube cara membuat berbagai macam kue lalu dicoba.

Rahma memang ingin membuat toko kue bersama temannya vallen. Oleh karena itu mereka membuat nama zava cake. Sehubungan vallen sibuk di sekolahnya akhirnya rencana itu hanya dilanjutkan oleh Rahma.

Sekitar April 2015 buat kartu nama zava cake walaupun belum ada rencana detil. Di kartu nama ditulis "opening soon". Kartu nama itu dibuat untuk keperluan Rahma berjejaring di pesta wirausaha TDA.

Seminggu kemudian saya minta tolong rahma buatkan apple pie untuk hantaran. Memang saat itu kami cukup sering buat Apple pie terutama untuk hantaran ke keluarga. Ternyata teman saya itu memceritakan Apple pie ke grup. Alhamdulillah sejak itu bergulir peaanan zava cake.

3⃣ Kapan mba mira benar2 menyadari kalo rahma benar2 berbakat di dunia cooking..
Tips apa utk ortu dng ketertarikan anak yg sama ama rahma..
Titip cium buat rahma dr fans beratnya..belva ��
Efi, IIPJkt02

���� Mira: Sampai saat ini saya tidak menyatakan bahwa "baking" itu satu satunya bakat Rahma sehingga Rahma hanya harus fokus di situ. Tapi memang Rahma alhamdulillah punya kesempatan untuk terus mengembangkan diri di bidang itu misalnya Hari minggu kemarin, alhamdulillah dapat kesempatan magang asisten chef di kursus membuat cheesecake.

Apalagi Rahma punya minat lain sepertinya fotografi dan ikut aktif upload Tema tertentu yang dikaitkan dg minat membuat kuenya. Atau Rahma senang berteman, dia senang membuat kue ulang tahun teman temannya.

Alhamdulillah hal hal tersebut mengasah kemampuannya.

Tips utk ortu yg punya ketertarikan sama dg Rahma:
1. Memfasilitasi saat anak ingin mempraktekkan sesuatu. Alhamdulillah dg Zavacake, anak anak punya kesempatan lebih banyak dalam membuat berbagai variasi kue.

2. Minat lain bisa mendukung kemampuannya misalnya minat fotografi membuat dia senang mendokumentasikan hasil buatannya. Jadi minat lain tidak perlu dihambat.

3. Melihat kesempatan apapun yang kemungkinan anak perkembangan lebih luas. Misalnya saya memberanikan diri bertanya kepada seorang chef yang memang saya dan rahma sangat kenal, apakah Rahma bisa menjadi asisten saat chef tersebut mengajar. Alhamdulillah bisa, kami sangat bersyukur. Oya ini sebelumnya ditanyakan dulu ke Rahma, apakah dia mau sambil dibicarakan apa tujuannya.

Peluk cium buat belva Dari Rahma.

4⃣� Kapan sebaikknya minat/bakat pada anak harus kita fahami/arahkan?
Jika krn kesibukan ortu masih bisakah? .
Bakat/minat anak kita kenali,meskipun usia anak sdah sekitar 20an?
Ida-IipJkt1.

���� Mira: Prinsipnya perhatian orang tua, walau sibuk sebenarnya bisa teramati minat anak.

Saat anak memperlihatkan keinginan untuk semakin berkembang, kita pun siap memfasilitasi.

Usia 20 tahun, tentu masih bisa. Ada yang baru menyadari bakatnya Setelah usia 50 tahun

5⃣Dari usia berapa anak sudah bisa fokus utk dikembangkan minat dan bakatnya?
Juga trus misalnya minat dan bakatnya ada beberapa...yg mana yg didahului? Atau berbarengan saja semua difokuskan dicari mentor misalnya?
-bundaA-

���� Mira: Beda beda ya...kapan anak mulai fokus tergantung karakteristik anaknya juga. Ini berdasarkan pengalaman. Naura sudah sejak 2 tahun fokus dengan menggambar.

Proses ini kita nikmati bersama dengan anak anak.

Kalau minat ada beberapa tidak masalah sebenarnya tapi anak anak diajak bicara  bagaimana mengatur waktu bahkan sampai Dana yang dibutuhkan untuk mengasah minatnya. Saya minta kepada Allah SWT untuk memudahkan segalanya. Allah SWT akan memberikan kesempatan yang sering Kali terpikirkan saja tidak

Kebutuhan mentor tergantung pada kondisi anak juga.

6⃣Dari usia berapa bakat anak bisa drangsang?
ini anak saya umur 1,5 th cowo suka nya main d luar,kl main di dlm cepet bosen. Diajak main bola udah ga minat.
-faki iip jkt 01-

���� Mira: Pada dasarnya anak suka bergerak. Diperhatikan saja apa yang membuat katanya berbinar saat melakukannya.

Anak anak senang sekali latihan golf . alhamdulillah ada akademi gratis. Mereka sangat berbinar saat jadwalnya golf.

Kalau begini, mereka tidak perlu dipaksa paksa.

Oya saat anak anak beri stimulan yg beragam.

Tapi jangan memaksa.

7⃣ Assalamualaikum mba mau tanya
Gmn memposisikan diri sbg ortu atas anak2 yg pny sikap berbeda sehingga kt menerjemahkannya pny bakat berbeda pula? Arti kata lain,strategi dan kiat mjd ibu jika pny anak yg berbeda2 bakatnya?
-wina iip 01-

���� Mira: Wa'alaikumsalam, Idealnya kita memfasilitasi semuanya.

Di sini mungkin butuh kreativitas kita bagaimana anak anak bisa terasah sesuai dg kemampuannya.

Saya minta kepada Allah SWT, karena merasa banyak keterbatasan. Yakin Allah swt memberikan kesempatan utk mengasah kemampuannya anak kita sesuai dg kondisi kita. Diawali dg bersyukur Dari setiap kesempatan yg ada.

Insha Allah, banyak kemudahan.

Penting juga komunikasi dg semua anak bersamaan. Mereka belajar saling memahami.

Alhamdulillah Rahma dikirim akademi ke gombel Semarang. Turnamen golf junior ada peserta Korea, filipina juga. Semua adik adiknya kerjasama untuk ongkos ke Semarang. Mereka semangat untuk jualan.

8⃣Kalo boleh tau..berapa omset zava cake perbulan? ��

���� Mira: Variasi terbesar saat ramadhan 12 Loyang sehari. Karena belum ada karyawan lain, memang belum sepenuhnya dikembangkan karena kesibukan latihan yg lain.

Alhamdulillah sekarang sdg siapkan kue ulang tahun.

��Penutup:

����Mira: kata kunci mungkin perhatian, kesabaran berproses kreativitas dan komunikasi.
Terima kasih teman teman.. Semoga bermanfaat ya.

©IIP JAKARTA

 

Mama Belajar Template by Ipietoon Cute Blog Design