Psycho Coffee Morning ☕
Oleh : Ani Ch, penulis buku & pemerhati pendidikan keluarga
Badai Pernikahan (Bag 1)
⚡⚡⚡⚡⚡
Pernikahan ini sangat membahagiakan Kiki..krn..hanya bbrp bulan stelah menikah dia telah hamil..namun, baru saja kbahagiaan itu datang..duka lara telah menyapa biduk rumah tangganya..
"Ya udah, mbak.. Ini emang janin nya jelek, jd di'reject' oleh tubuh. Besok kuret ya" je deeeng...apa itu kuret? Kok dsog dg santai bilang..spt meresepkan obat saja..
Ternyata itu sebuah tindakan bedah, pengerukan dinding rahim..krn yg terjadi, aku telah kehilangan janinku..makanya rahimnya harus dibersihkan...rasanya kiki & suami sangat kehilangan.. apalagi ini hamil yg pertama
Setelah keguguran yg pertama, Kiki ekstra hati2..krn pernyataan dokter setelah tes macem2, Kiki terindikasi kena virus rubela meski tdk parah..
Kiki hamil lagi tak sampè setahun kmdn. Hamil yg ini sulit sekali, tdk bisa bangun krn mual hebat.
Setelah putri pertamanya lahir & berumur 1,5 tahun, Kiki hamil lagi...keguguran lagi, utk kali kedua. Dikuret lagi yg sakitnya luar biasa..9 bulan kemudian Kiki hamil lagi...dan itu terjadi lagi.. keguguran yg ketiga..dikuret lagi..Kiki sempet menyalahkan diri sendiri, mrasa kurang menjaga kesehatan ato bagaimana kok bs keguguran terus, tp suaminya bilang klo inilah jalan yg harus mereka lalui. Entah bagaimana, spt otomatis terjadi pengertian dr pasangan, "Memang blm waktunya saja kita pnya anak lagi" Kiki yg beraliran 'drama' & suka kepikiran macem2 jd tenang & bersyukur mendapati suaminya berpikir realistis, shg dia tdk bgtu tertekan atau sampai depresi dan mreka bisa ikhlaskan apa yg terjadi. Akhirnya mreka pasrahkan smua, gak ngoyo lagi utk punya anak. Eh Lha kok justru ketika gak mikirin lagi, saat itulah dikasih hamil oleh Allah..hamil yg lancar. Ternyata badai pernikahan berupa keguguran berkali2 itu membawa hikmah..baru terasa ketika sudah berlalu.Hikmahnya adalah Kiki merasa tambah deket dg suaminya, dan jg lebih dekat sama yg Di Atas..
⚡⚡⚡⚡⚡
Badai Rubela juga mnyerang Aulia..dan yg menyedihkan baru dia tahu ketika putri pertamanya lahir..bayi mungilnya selalu sakit2an..berbagai macam alergi telah dideritanya..so, Aulia harus jadi pemilih makanan..salah makan sedkit, ASI yg jd asupan si bayi..langsung memicu alergi..duka lara menyapa lagi, ketika putrinya berumur 2 tahun terindikasi masalah penglihatan..maka anak umur 2 thn ini pun harus berkaca mata, menurun terus penglihatannya tiap bulan..kebutaan jd ancaman bagi putrinya..Aulia begitu tertekan..takut, makanya sejak umur 2 th itu dia nge drill anaknya baca tulis hitung..takut makin parah jika tambah usia..di tengah jibaku nya utk mengajari anaknya..dia hamil lagi..dan baru tahu bahwa masih ada virus rubela dlm dirinya..anak kedua ini bisa jadi punya masalah ketika lahir..tapi Aulia mempertahankannya..putra keduanya lahir..baik2 saja..lega rasanya aulia...
Tapi kembali keresahan datang, umur 2 tahun anaknya menunjukkan perbedaan dg anak seusianya..motoriknya tdk bagus, belum bisa bicara, dan tenaga media menyatakan ada bbrp tanda dr sindrom autisme yg ada pd putranya...
Dunia serasa runtuh, punya dua anak berkebutuhan khusus adalah suatu yg tdk pernah dibayangkannya.. dan pd satu titik begitu depresinya, dia tdk pergi kemana2, tdk menemui tenaga medis lagi, tdk mencarikan treatmen utk anak2nya..di rumah saja, dia rawat anaknya sehari2 spt merawat anak biasa..
Sampai suatu hr, suaminya yg karyawan swasta memutuskan utk keluar dr perusahaan..dan memulai wirausaha di rumah. Suaminya bilang, dia ingin punya lebih banyak waktu utk mengurus anak2nya..Aulia yg sudah begitu depresi dg kondisi kedua anaknya, tiba2 punya semangat lagi, dan mulai penjajakan tempat2 treatmen utk anak2 berkebutuhan khusus..kemana2 mreka datang lengkap ber-4, ayah ibu dan 2 anak..maka dimulailah terapi2 intensif bagi anak2 mereka..dunia yg seolah2 pernah runtuh itu seakan bersinar lagi..
⚡⚡⚡⚡⚡
Teman...akan datang badai-badai dalam sebuah perjalanan pernikahan..dan cara menghadapi badai adalah dg kesolidan dua insan suami & istri..jika keduanya saling mengerti, saling memhami, saling bekerja sama..badai apapun akan teratasi..
Teman, anak2 yg awalnya jadi sumber anugerah ternyata menjadi sumber masalah dlm rumah tangga..bisa jadi bagian badai yg datang menyerang...tetapi bagaimana pun anak2 tetaplah anugerah..tetaplah amanah yg harus kita syukuri..dan kita usakan yg terbaik utk perawatan & pengasuhannya..
☕ Psycho Coffee Morning ☕
Oleh : Ani Ch, penulis buku & pemerhati pendidikan keluarga
Badai Pernikahan (Bag 2)
⚡⚡⚡⚡⚡
Andi & Nana nekad menikah di usia muda, blm 20 tahun usia mereka. Mreka ingin buktikan cinta mereka tulus, bukan spt muda mudi yg suka pacaran.
Tdk hanya nekad menikah, mreka juga nekad menolak tinggal di rumah orangtua, baik ortu Andi maupun Nana. Andi anak kluarga kaya raya, ingin buktikan dirinya bisa hidup tanpa mengandalkan kemewahan dr kluarganya, tp bisa mhidupi istrinya dr usahanya sendiri.
Sikap nekad menolak bantuan mertua jg konsisten dilakukan, Andi percaya cinta & kebersamaan mreka akan menyelesaikan masalah. Ternyata tdk spt film2, badai ekonomi mulai menyerang mreka. Gaji Andi tdk cukup utk bayar kontrakan rumah sederhana mreka, inipun dg ancaman jk mreka tdk segra bayar dimuka utk satu tahun, mreka hrs pergi dr rumah itu, padahal mcari utk dpt rumah semurah itu, mrk sdh kliling kota, jk pergi akn sulit skali mcari lg. Dan ternyata, uang mrk jg tdk cukup utk belanja harian, mrk hnya mkan roti bbrp hari. Dan akhirnya Andi mulai marah2 ketika di rumah. Pertengkaran tdk terhindarkan, Nana merasa Andi krg berhemat, Andi merasa Nana tdk membantu. Kata2 cinta pengantin baru jd kata2 kasar mnyakitkan hati.
Dan suatu hari, mreka berdebat dijalanan..Nana lari di trotoar & akhirnya duduk tersedu2, menyalahkan dirinya sendiri, kenapa mreka menikah muda. Andi tersadar jk istrinya tertekan..dan mulai minta maaf.
Stelah bermaafan & saling berjanji akan mngatasi segalanya berdua..dan ternyata mmg smua baik2 saja, Nana mdpat pkerjaan, gaji mrk berdua ckup utk mbangun hidup baru.
⚡⚡⚡⚡⚡
Pak Shodiq meminta istrinya yg bkerja utk berhenti, utk fokus mrawat kedua anaknya di rumah. Anak pertama ringan utk diasuh krn cerdas, penurut, tdk byk berulah...Anak yg kedua umek, susah belajar, main saja..Bu Shodiq mulai berhemat, krn skrg dia tdk punya phasilan, tdk ada baju baru..tdk ada jalan2, tdk ada urusan mempercantik diri.
Tdk brapa lama..Pak Shodiq mmutuskan kluar dr pabrik tempat dia bkerja, katanya ada yg tdk sreg..byk komisi2 tdk jelas..takut itu haram. Pak Shodiq memutuskn buka lapak, berdagang..kulak dijual..kulak dijual..Modal utang sana sini..belumlah usaha dagangnya mapan..Bu shodiq hamil..hamil yg tdk direncanakan..mrka sempat takut phasilan p shodiq tdk akan ckup. Skrg, tdk hanya kebutuhan sekunder, kebutuhn primer spt makan pun..mreka harus berhemat..ribut2 kecil mulai terjadi..sampai ribut2 besar..tekanan ekonomi seringkali memang jadi ujian cinta. Ketika bertengkar soal uang, sptnya rasa cinta hilang entah kemana.
Ketika anak ketiga lahir..barulah terasa kbersamaan..awal datangnya spt mbawa beban..ternyata ketika lahir mbawa keceriaan..Pak shodiq kembali semangat berdagang..dan bbrp tahun kemudian usahanya mapan..
⚡⚡⚡⚡⚡
Teman, barangkali setiap keluarga perlu ngerasain 'turun', perlu 'jatuh' sesekali..
biar tahu sebelumnya banyak hal yang perlu disyukuri...biar bangkit ..Biar lebih 'nanjak' lagi stelah jatuh..
Teman, urusan finansial memang jadi jenis badai di bnyak keluarga..sangat mudah memicu pertengkaran...tapi haruskah urusan uang mengalahkan cinta? Tssaah..emang mau makan cinta..ya nggak lah..tapi cinta kan bisa jadi energi utk mencari makan..hehehe...
☕ Psycho Coffee Morning ☕
Weekend Edition for Family
Oleh : Ani Ch, penulis buku & pemerhati pendidikan keluarga
Badai Pernikahan
(Bagian 3)
⚡⚡⚡⚡
Hipokalemia..adlah vonis medis untuk putra bungsu kluarga Subrata (bukan nama sebenarnya). Kadar kalium yang rendah dalam tubuhnya menjadi ancaman bagi keselematan. Dlm kondisi kelelahan, emosi labil, daya tahan tubuh menurun, maka resiko terbesar yg mungkin terjadi adalah kelainan kecepatan denyut jantung, aritmia jantung dan gagal pernafasan akut dari komplikasi kelumpuhan otot yang mengancam jiwa membutuhkan penanganan segera.
Maka, ketika putra bungsu mereka nampak lelah..langsung dibawa ke UGD, jika kadar kalium rendah, maka alamat opname. Dan mereka jalani selama bertahun2, hampir 2 bulan sekali anaknya opname. Rumah sakit telah jadi bagian dr kehidupan kluarga ini.
Bu Subrata jadi pencemas, sgala hal yg bikin anaknya capek dihindari..nggak boleh spt anak2 lain yg suka lari, nggak boleh spt anak lain yg bisa makan apa aja, nggak boleh spt anak lain bisa main apa aja...semuanya harus ikut aturan, tapi apapun boleh minta asalkan bukan suatu yg akan bikin capek...semuanya TERBATAS bagi anak...maka si anak jadi pencemas juga, tapi juga egois karena keinginannya sering dituruti dlm rangka menjaga 'emosinya bagus' agar kalium tdk drop.
Teman, seringkali saya amati banyak orangtua yg mdapat vonis medis bagi anaknya menjelma menjadi bapak ibu yg pencemas, sensitif dan memanjakan. Cemas yg membuat waspada mungkin masih positif. Tapi vonis semacam gangguan dengar, kelainan jantung, kelainan hormon, kelainan mata, kelainan tulang, dsb seringkali membuat para ortu jd cemas berlebihan & tak terkendali..padahal dlm kondisi super cemas ini, proses pengambilan keputusan jadi emosional..dan sikap memanjakan jadi menimbulkan masalah2 baru.
⚡⚡⚡⚡
Bu Suprata menjalani ujian berat ketika memasuki usia 10 tahun pernikahan mereka..Pak Suprata yg masih berusia kepala 3 terkena serangan stroke & lumpuh sebagian tubuhnya..maka Bu Suprata harus berjuang mendampinginya dlm masa pengobatan, dan ketangguhan serta kesabarannya telah menjadi kekuatan tersendiri. Sayangnya kekuatan ini digerogoti oleh Pak Suprata yg menjadi emosional..tentu saja menjadi penderita stroke tdk mudah, menerima dirinya yg sedang di puncak karir, menikmati anak2 yg mulai tumbuh besar dg kondisi kelumpuhan..tentu saja tdk mudah...bahkan untuk makan, berpakaian & ke kamar mandi pun dia harus dengan bantuan...belum lagi pengobatan rutin, serta proses terapi yg panjang.. tentu saja tdk mudah..
Teman, seringkali saya dapati pasangan yg salah satunya harus memberikan dukungan untuk menerima vonis medis, rata2 berusaha mengumpulkan ketangguhan diri juga harus menumpuk stok sabar yg luar biasa utk tetap mendampingi pasangan yg bisa jadi tdk mudah menerima sakitnya..
⚡⚡⚡⚡
"Aku sakit hati betul...kenapa tdk diajak bicara waktu Putra sakit..aku memang bukan ibu kandungnya, tp aku yg membesarkan dia..seenaknya sbg istri dia mengambil keputusan sendiri, gak ngomong2 kluarga besar..awas ya..kalau terjadi apa2 sama Putra..dia bakal kutuntut" Inilah sebuah potongan dialog telepon penuh nada marah yg kudengar di dalam ruang lift, pd satu hari diantara hari2 aku mendampingi adikku di rumah sakit. Satu hal yg sangat menyedihkan ketika sebuah kluarga mhadapi pengobatan medis adalah adanya gangguan eksternal tak terduga..konflik kluarga..ttg cara penanganan, ttg komunikasi, dan lain2. Kondisi yg sangat tdk mendukung si sakit..
⚡⚡⚡⚡
Teman..badai berupa hadirnya vonis media yg menimpa kluarga kita adalah badai yg bisa jadi terasa berat..
Lihatlah cerita2 di atas..sakitnya sendiri adlah smua masalah..tetapi sikap2 dari yg sakit maupun kluarga yg mendampingi ternyata juga berpotensi msalah..
Keyakinan bahwa segala penyakit ada obatnya, insya Allah, adalah yg utama perlu dibangun..setelah itu perlu pengelolaan emosi untuk menerima kondisi sakit..serta menumbuhkan semangat juang untuk berikhtiar dlm pengobatan. Ini berlaku bagi yg sakit maupun keluarganya..maka ketangguhan & kesabaran akan hadir setelah itu..
☕ Psycho Coffee Morning ☕
Weekend Edition for Family
Oleh : Ani Ch, penulis buku & pemerhati pendidikan keluarga
Badai Pernikahan
(Bagian 4)
⚡⚡⚡⚡
"Kenapa mama sama papa pisah?" tanya seorang padaku dlm sebuah sesi konseling..
"Iya sayang...kalo mama papa satu rumah, mreka jadi bertengkar kan..mreka jadi marah2..mreka jadi sedih..tapi kalau mreka pisah rumah, kan jadi nggak marah2..nggak sedih"
"Iya..tapi aku yg sedih..kalo aku sama mama, jadi kangen papa. Kalo aku sama papa, jadi kangen mama"
Teman..perpisahan antara suami dan istri..adalah badai besar...dan beraaaat sekali dlm sebuah pernikahan..
Pasangan suami istri bisa bercerai krn salah satu atau keduanya sudah tdk tahan dg sikap/perilaku pasangannya, ada yg merasa sangat berbeda & tdk bisa bersatu lagi, ada yg merasa sudah dikhianti, dan berbagai alasan lain. Apapun alasannya, jika masih dalam proses akan berpisah..sebaiknya dipikir masak2 dulu..dan orang2 terdekat di sekitarnya, harap berfokus pada mediasi agar tidak jadi berpisah..krn terkadang komunikasi buntu antar sepasang suami istri, bisa ketemu jalan kluarnya jika dibantu oleh orang lain.
⚡⚡⚡⚡
Jika sudah terlanjur berpisah...berikut ini bbrp masalah yg mungkin timbul setelahnya...
⚡Konflik dalam memperebutkan harta benda
⚡Konflik dalam memperebutkan hak asuh
⚡Konflik dlm pembiayaan kebutuhan anak stelah perpisahan
⚡Konflik diri anak yg berkepanjangan krn tidak siap ortunya berpisah.
3 konflik pertama sebanrnya 'relatif bisa didiskusikan' dalam kondisi kepala dingin..krn jika sepakat perpisahan adalah solusi..harusnya 3 konflik diatas bisa dibicarakan...tapi konflik yg terakhir akan sulit dihindari krn anak2 bgtu dinamis..
Naaah..tuh kan..banyak banget dong masalahnya..makanya perpisahan pun harus dilakukan dg 'kepala dingin' agar tdk ada konflik lanjutan..krn seharusnya jika memang tdk ada jalan lain, perpisahan harusnya 'jadi solusi' agar kondisi lebih baik bukannya menciptakan kondisi yg lebih buruk.
Agar konflik keempat tdk begitu meledak, maka pengelolaan emosi & mental anak adalah yg paling krusial utk dilakukan stelah proses perpisahan orangtua..Anak perlu diyakinkan bahwa dia akan tetap punya 'ayah & ibu' walaupun keduanya tidak tinggal satu rumah lagi..Anak perlu diyakinkan bahwa kasih sayang kedua orangtuanya tidak akan berubah. Bagaimana caranya...huuuuft..panjang cerita..krn pengalaman saya mndampingi perpisahan banyak kluarga sangatlah berat...selalu berliku..kapan2 kita bahas lagi..
Krn saya sebenarnya menulis ini...sungguh tdk dalam rangka mendukung perpisahan sbg 'solusi' dr badai dlm pernikahan...tetapi malah dg terang2an saya sampaikan ini adlh 'usaha utk menakuti' para pasangan yg masih bersama utk waspada..badai apapun dlm pernikahan harusnya bisa diselesaikan bersama..dg mengingat komitmen ketika awal menikah..dg mengingat segala kebahagiaan yg pernah dirasakan..seharusnya badai apapun dlm rumah tangga bisa diatasi tetap dlm kebersamaan..
⏩⏩⏩⏩⏩⏩⏩⏩⏩
For web version, please visit this,
www.psychocoffeemorning.com
----Tanya Jawab----
#Tanya 1: Sayidah IIP SBY-2
Assalamu'alaikum Bu Ani.
3th lalu anak pertama kami lahir dg keadaan bocor jantung besar (Giant PDA), biasanya terjadi karena ibu terkena virus rubella pada waktu hamil, tp berdasarkan hasil tes, saya tidak. Memang saat seperti ini terjadi konflik emosi yg berat pd kami selain penyakit itu sendiri. Yaitu tentang biaya perawatan dan saling menyalahkan. Saya sangat sakit hati karena suami sempat menyalahkan kegemaran saya makan lalapan (sayur mentah), padahal saya bahkan gak tega meng-iya-kan saat dia bertanya2 apakah ini dampak dari kebiasaannya merokok. Sejak sebelum menikah saya sudah memintanya berhenti tapi diajukannya kondisi2ttt sebagai syarat, yg selanjutnya meskipun syarat itu sudah terpenuhi tetap tdk berusaha berhenti merokok. Sudah berkali-kali kami berdiskusi ttg masalah ini tapi tak pernah ada titik temu karena menurutnya rokok berbahaya hanya bagi orang yang menyakini demikian. Syukurlah anak kami bisa sembuh total dalam waktu singkat tanpa operasi (rasanya bagaikan mukjizat, menurut ilmu kedokteran hal ini tidak mungkin). Saat ini keluarga kami stabil, tapi tersimpan dlm benak saya keinginan untuk tidak lagi memiliki anak sebelum suami berhenti merokok. Tapi pikiran ini tidak pernah saya sampaikan secara terang2an. Menurut ibu, apakah ada langkah yang lebih tepat yang dapat saya lakukan? Karena selain hal ini tidak ada masalah lain dalam rumah tangga kami.
Terima kasih.
Jawaban 1 :
Waalaikumsalam ibu...
Dalam menghadapi badai pernikahan, aka konflik antar suami istri...ada rumus umum yang disarankan untuk ditempuh ketika komunikasi suami dan istri sudah kurang efektif..artinya istri mencoba menasehati suami ini itu, sepertinya tidak mempan. Maka di saat inilah kita butuh pihak ketiga..suami hanya akan bisa dinasehati oleh orang lain.
Banyak kasus suami istri belum punya anak mengalami kasus yg sama..suami menyalhkan kebiasaan istri yg suka makan pedas dan istri menanggap kebiasaan merokok yg bikin mreka gak punya anak.
Siapa pihak ketiga yang harus dipilih : al amin...yg dapat dipercaya.
Jika orangtua salah satu, dr pihak laki2 ato perempuan adalah pihak yg bijaksana, minta tolonglah pada mereka utk menasehati. Jika tdk ya cari yg lain. Jangan berusaha terus menerus mencari cara menasehati suami sendiri.
Hal lain yang akan membantu...jadilah istri yang baik...yg melayani suami tanpa mengeluh...selalu bereskan urusan rumah tangga..istri2 baik seringkali malah membuat 'hati suami bergerak'
✅
#Tanya 2: Shanty IIP Sby 1
Sebaik2nya curhat adlh pada Allah. Kapan kita tau kita perlu mediasi/pihak ke-3 untuk membantu?
Jawaban 2 : Waah...itu ukurannya ada di sanubari masing2...tapi kalau ingin yakin..istikharah dulu aja..jadi tanya sama Allah..nggak sama bu ani...hehehe...
Shalat..lalu berdoa...Ya Alah apakah sdh saatnya cari mediasi..insyaAllah nanti ada jawaban
✅
#Tanya 3. Ibupembelajar. IIP Sby 1
Bu ani, bagaimana cara kita mengurangi rasa ketakutan yg berlebih terhadap sebuah perpisahan ? Karena misalkan, latar belakang keluarga kita pernah mengalami seperti itu. Kedua, bagaimana juga mengatasi perasaan kepada orang tua karena dianggap blm memberikan contoh berumah tangga yg baik kepada anaknya, terutama ayah yang tidak memberikan peran secara penuh dalam mendidik anaknya. Lalu ketika anaknya berumah tangga, si anak (perempuan) merasa dihantui ketakutan suatu saat anak2nya akan mengalami hal yg sama
Jawaban 3: Ya perasaan itu saja yang harus dihilangkan...mari berpikir positif...
Bagaimana agar berpikir positif? Selalu ingat Allah...lalu selalu berbuat kebaikan..dan yakin kebaikan kita akan dibalas dengan kebaikan...
Masih susah ya???
Untuk yg td dulu...saya pikir tdk usah terlalu mikir masa lalu juga ttg orangtua kita atau kondisi mertua kita..
Kita fokus pada hubungan dg suami. Asalkan kita punya 'jalur komuniksi harian' yg lancar..insyaAllah itu sdh alat manjur menyelesaikan macem2 persoalan
✅
#Tanya 4: April/ IIP 3
Assalamu'alaykum wrb...semangat pagi bu Ani.
1. Alhamdulillah, blum ada badai di keluarga kami. Kalaupun ada, masih terhitung kecil dan bisa kami selesaikan (atau sebenarnya belum selesai ya krn dianggap selesai ). Hanya saja utk antisipasi bu, agar terhindar dari badai besar/ kita siap menghadapiny jikalau Allah menetapkan demikian. Adakah Tipsnya bu?
2. Biasanya usia pernikahan tahun ke berapakah, rumah tangga mulai ada tanda2 di terpa badai? Syukron
Jawaban 4: Tip terhindar dr badai besar, kuatkan komunikasi harian
Ada yg bilang thn kritis pernikahan adlh th ke 5, 10 15....jangan percaya angka...
Pernikaha akan jatuh dalam badai saat : komunikasi renggang...ya bisa di th 1 ke 3 atau kapan. Saja...
Pernikahan akan jatuh dlam badai saat : iman kita turun...saat iman turun, setan masuk...lalu kita berpikiran negatif..lalu curiga...lalu benci dst...lalu kita keputusan gak logis
Maka jaga keimanan agar tetp stabil
✅
#Tanya 5: Arisa. IIP Sby
bu ani, ketika kami memutuskan pindah ke pulau jawa untuk dekat dengan orang tua yg terjadi adalah konflik berlarut2 yg kebanyakan dsebabkan perbedaan pola asuh. adakalanya ketika kami menyampaikan maksud dri tindakan kami tnyt orang tua tidak bisa menerima. adakah solusi bu cara komunikasi bagaimana yg harus dilakukan? sepertinya orang tua merasa kami nasehati padahal maksud kami komunikasi dua arah. saat ini kami sedang proses membeli hunian krn mungkin pindah adalah salah satu solusi
Jawaban 5 : Ya itu solusi...lanjutkan...
Tapi...harus dipersiapkn juga..."komunikasi" apa dg ortu agar mreka "tdk merasa ditinggal"
Misalnya...kapan2 ortu diajak jalan2 ato silaturahmi kerumah "orangtua yang tinggal beda rumah sama anak"...contoh nyata biasany lebih mginspirasi
✅
#Tanya 6 :Hepi. IIP Sby 1
Bu, teman saya beberapa hari lalu curhat kepada saya, ia seorang ibu dari satu putri. Memiliki pendidikan yang baik. Ibunya, karena sesuatu hal, selalu mengarahkan cemderung memaksa teman saya itu untuk menjalankan semua hal yg ibunya rencanakan. Termasuk dalam urusan rumah tangga teman saya tersebut. Sedari kecil si teman ini menurut apa kata ibunya, semua ia iyakan karena tdk mau mengecewakan ibunya. Sampai dewasa, si ibu ttp memperlakukan teman saya itu sama seperti sebelum ia menikah. Teman saya di sarankan dengan sangat bekerja sesuai apa yg ibunya mau karena hal ituyg dianggap baik oleh ibunya, padahal dalam hati, teman saya tidak setuju dengan keinginan itu. Dia sudah memiliki usaha kecil2an dan suaminya dianggap mampu mencukupi kehidupan mereka. Tp bagi ibunya, itu blm cukup. Ketika suatu saat teman saya mengeluh anaknya tidak terurus spt sblm ia bekerja, ibunya kembali menyalahkan teman saya itu. Akhirnya teman saya sempat depresi, barangkali tekanan bertahun2. Teman saya ingin keluar dr zona ibunya tp blm memiliki keberanian bu. Apa yg sebaiknya teman saya lakukan?
Jawaban 6 : Dalam situasi itu..sebaiknya yg bicara dg si ibu adalah suami temen ibu...
"Maa...maaf ya...saya yg suruh Rika utk berhenti bekerja. Tolong ma..saya ingin dihargai sbg kepala keluarga. Saya ingin Rika di rumah ngurus anak"
Omongan singkat dr menantu biasanya manjur...
Jadi teman ibu...hrs memhon suaminya maju ke depan utk bicara dg ibunya...
Waktu bicara gak usa ada temen ibu di situ...berdua saja..menantu dan mertua
✅
"Lha suami temen saya penakut bu...."
Ya uwissss dadaaaa aja...
Suami kok penakut
#maaaph becanda
#Tanya 7: Dyah, IIP Sby1
Bu ani, yg dimaksud jalur komunikasi harian bagaimana?
Bukan hanya bicara kan bu? Seperti sudah makan?
Jawaban 7: Kayak org pacaran aja bu...
"Papa mau aku layani di tempat tidur malam ini?"
Hahahaha...pernah kepikir tanya begini sama suami?
Ibu-ibu ini lucu-lucu..
Sorry...ayuk serius
Komunikasi harian adalah...
Komunikasi yang kita lekukan antar suami istri setiap hari..paling tdk suami tahu istrinya sdg apa..istri tahu suami sdg apa dimana..masing2 mengabarkan perubahan jika ada yg berbeda dr info umum...tentu ini hanya bisa terjadi kalo keduanya saling bertanya, saling memberi info, juga saling meminta ijin ketika akan kemanapun
Lalu, komunikasi ttg perasaan..suami tahu bagiman perasaan istri hr ini, jg sebaliknya..ini juga hnya bisa terjadi ketika masing2 bisa detil membaca bahasa tubuh, raut muka, intonasi suara, dan bertanya 'hari ini ada masalah apa"
Komunikasi harian bearti juga ada "sesi berbagi masalah" sehingga ketika berkt tidur tdk ada yg menyimpan "sesuatu yang blm dikatakan" yg akan jadi beban. Bahkan jika bisa..bbrp keputusan hrs diambil, disepakati..jangan ditunda..kalopun suami terlalu lelah krn plg larut, setdknya sdh dibicarakan pagi hr sblm suami ergi jkluar rumah...
#hihihi ditungguin..jempolnya mulai keriting
✅
#Tanya 8: Hepi. IIP Sby 1
Uhm..saya bahkan juga tdk pernah berpikir suami yg “pemberani” bs menjadikan istri juga berani mengambil keputusan, begitu bu?
Tambahan beda topik (hehe maaf bu, mumpung ada kesempatan tanya)
Bagaimana kita tau badai ada di pernikahan kita? Contoh badai kecil yg bs jadi besar misalnya apa bu? Kadang kita cuek cenderung abai dengan hal2 itu, dalam hati hanya bilang, ah biasa urusan rumah tangga, nnt juga reda.
Jawaban 8: Suami hrs pemberani...krn dia pengambil keputusan..pemimpin rumah tangga...mmg istri tdk otomatis ikut berani...ya gakpapa..maksud saya..sdh istrinya tdk berani suami penakut juga..akan jd pasangan yg lemah.
Spt saya sampaikan...awalan badai ada di komunikasi, kalo ada masalah komunikasi itu artinya sdh ada badai kecil
Misal...
Istri tdk bisa lg terbuka cerita sama suami..
Suami istri saling memendam masalah, mrasa saling tdk enak kalo bicara hal2 tertentu, saling menghindari konflik
Istri merasa tdk dipahami suami. Suami merasa istri tdk taat..dan semaunya sendiri
Suami istri kurang banyak momen sentuhan, hubungan seks hambar...
Tanda tanda badai
✅
#Tanya 9: Ida nayu, IIP surabaya
Saya merasa belum menemukan "klik" saat komunikasi dengan suami.
Dulu saya memilih diam. Tapi ternyata itu bukan solusi.
Lalu saya pilih cara "menyampaikan", saya menyampaikan apa yang saya inginkan. Walaupun gak terwujud, ataupun gak didengar, tapi ada rasa lega.
Tapi sekarang, saya sedang merasa capek. Seolah cuman saya yang membangun jalinan komunikasi. Gak ada yang bantuin.
Mohon tispnya bu Ani...
Jawaban 9: Cara penyampain yg mungkin perlu dimodifikasi...
Ketika suami datang...pastikan rumah sdh rapi...tdk ada yg berantakan..makanan enak sdh tersaji...dan dandaaan yg cantik..jangan pakai pakaian kusut
Tanyakan kebutuhannya..mau air panas..kopi..teh apalah segala macam....
Tahan dulu mo ngomong apa...tanya dulu kisah suami hr itu..bete gak dia..pokoknya jd pendengar yg baik....tanya dulu..capek apa enggap...kalo capek dipijitin dulu..kalo dielus2...minta tambah..tambah sekalian daaaah...
Intinya "berikan pelayanan memuaskan" baru komunikasikan apa yg diinginkan.
Lhaaa...abis dilayani tidur pulas bu ani....hehe..ya uda bu..tisur aja sekalian..ngomong pengen apanya besok pagi aja...
Para istri yang melayani suami dg baik..akan selalu didengar apapun permintaanya oleh suami..itu prinsip
✅
Closingnya nie...
Tugas utama istri salah satunya ialah memberikan rasa tentram pada suami..para suami menikahi perempuan utk mendapat rasa tentram
Ini tafsiran Ar Rum 21 yang selalu dipasang diundangan penikahan..
Naaah...masalahnya...kita para perempuan ini lebih banyak menjadi beban buat suami atau bisa jadi penyenang buat suami???
Padahal kalo kita menentramkan hati suami..suami baru bisa menjalankan tugas sebagai pemimpin rumah tangga dengan baik.
#marikitarenungkan